Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tergelincir pada Rabu (19/2/2025) setelah sempat menembus rekor tertinggi, tertekan oleh penguatan dolar AS, sementara kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump terus menjadi perhatian pasar.
Melansir Reuters, Kamis (20/2/2025), harga emas di pasar spot turun 0,2% ke level US$2.928,49 per troy ounce, setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi US$2.946,85. Adapun harga emas berjangka Comex di AS ditutu pmelemah 0,4% di US$2.936,10 per troy ounce.
Indeks dolar AS menguat 0,1% terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang asing.
Analis Sprott Asset Management Paul Wong mengatakan harga emas tertekan saat kondisi ekonomi dalam periode ketidakpastian.
”Kita berada dalam periode ketidakpastian yang luar biasa. Faktor utamanya adalah kebijakan tarif dan dinamika perdagangan global,” kata Wong.
Trump mengumumkan rencana tarif 25% untuk industri otomotif, semikonduktor, dan farmasi, melanjutkan kebijakan sebelumnya yang memberlakukan tarif 10% pada impor dari China serta tarif 25% pada baja dan aluminium awal bulan ini.
Baca Juga
Sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik, emas mendapat dukungan dari kondisi pasar yang bergejolak. Namun, suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tariknya sebagai investasi karena tidak memberikan imbal hasil.
Adapun pejabat The Fed masih mengevaluasi dampak tarif terhadap inflasi.
Pasar saat ini memperkirakan peluang 44% bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga setidaknya dua kali pada akhir tahun ini, dengan pemangkasan pertama sebesar 25 basis poin, menurut data LSEG.
Dalam risalah pertemuan FOMC Januari, pejabat The Fed menyatakan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan AS akan menaikkan harga untuk menutupi tarif impor, yang berpotensi memperburuk inflasi.