Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) mencatat laba bersih sebesar Rp425,96 miliar sepanjang periode 2024.
Torehan laba bersih itu susut 3,73% dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp442,49 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2024, ARNA mencatatkan penjualan neto sebesar Rp2,63 triliun selama periode 12 bulanan tahun lalu.
Adapun, torehan penjualan neto itu naik 7,7% dari posisi pendapatan sepanjang 2023 sebesar Rp2,44 triliun.
Di sisi lain, beban pokok penjualan ARNA pada periode 2024 mencapai Rp1,72 triliun, naik 11,68% dari posisi beban pada 2023 di level Rp1,54 triliun.
Beban pokok penjualan emiten keramik itu sebagian besar berasal dari beban pabrikasi sebesar Rp1,02 triliun, yang disusul dengan beban bahan baku dan upah buruh langsung masing-masing sebesar Rp533,18 miliar dan Rp77,24 miliar.
Baca Juga
Setelah dikurangi beban pokok, ARNA mencatat laba kotor sebesar Rp904,33 miliar, naik tipis dari capaian sepanjang 2023 di level Rp904,2 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas ARNA pada periode yang berakhir 31 Desember 2024 sebesar Rp783,82 miliar. Total liabilitas itu berasal dari pos liabilitas jangka pendek sebesar Rp717,93 miliar dan jangka panjang sebesar Rp65,88 miliar.
Sementara itu, total ekuitas ARNA sampai akhir 2024 mencapai Rp1,87 triliun. Posisi ekuitas itu relatif naik dari pencatatan ekuitas pada tahun 2023 di level Rp1,85 triliun.
Selain itu, ARNA mencatatkan total aset sebesar Rp2,66 triliun sampai periode akhir 2024. Posisi aset itu bersal dari aset lancar sebesar Rp1,50 triliun dan aset tidak lancar mencapai Rp1,55 triliun.
Tim analis Stockbit berpendapat ARNA berhasil membukukan pemulihan pendapatan selama beberapa kuartal terakhir. Pertumbuhan pendapatan pada kuartal ke-4 sendiri didukung oleh kenaikan volume penjualan sebesar 11,7% secara tahunan.
Hasil itu, menurut tim analis Stockbit, membuat volume penjualan selama tahun 2024 tumbuh sekitar 7,4%, meski sempat turun 4% pada kuartal I/2024.
“Menurut kami, peningkatan volume penjualan ARNA dalam 2 kuartal terakhir adalah hasil dari kesuksesan produk baru seperti Uno Rectified dan hasil peningkatan daya saing seiring implementasi bea masuk anti dumping untuk keramik China,” kata tim analis Stockbit.