Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka melemah pada Rabu (19/2/2025) karena sentimen ancaman perang dagang global yang lebih luas dan ketidakpastian geopolitik melebihi kenaikan saham produsen chip yang mendorong S&P 500 ke rekor tertingginya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix di Jepang terpantau melemah 0,04% pada 2.774,46 seiring dengan penurunan saham produsen mobil termasuk Toyota Motor Corp. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,28% ke level 8.457,50.
Sementara itu, kontrak berjangka Hong Kong dan Shanghai menunjukkan penurunan. obligasi Treasury sedikit berubah setelah imbal hasil melonjak pada Selasa.
Pada awal sesi Asia, Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap impor mobil, semikonduktor, dan obat-obatan sebesar sekitar 25%, dan pengumumannya akan diumumkan segera pada tanggal 2 April. Komentarnya sebelumnya mengenai tarif ditanggapi dengan skeptis oleh beberapa investor yang melihatnya sebagai taktik tawar-menawar.
“Saham Jepang mendekati batas atas kisarannya, dan kemungkinan akan melemah karena investor mempertimbangkan pembicaraan tarif Presiden Trump,” kata Kohei Onishi, ahli strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley.
Onishi menambahkan, investor yang khawatir terhadap risiko tarif mungkin tidak terlibat dalam saham otomotif saat ini, sehingga kecil kemungkinannya akan ada pergerakan yang mengejutkan.
Baca Juga
Bea masuk baru ini, jika diterapkan, akan memperluas perang dagang yang dilancarkan presiden. Trump sebelumnya mengumumkan tarif 25% pada baja dan aluminium yang akan mulai berlaku pada bulan Maret.
Adapun, pernyataan Trump tersebut adalah komentarnya yang paling rinci dalam menentukan sektor-sektor lain yang akan terkena hambatan baru.
“Saya mungkin akan memberi tahu Anda hal itu pada tanggal 2 April, tetapi angkanya akan mencapai sekitar 25%,” kata Trump kepada wartawan pada hari Selasa di klub Mar-a-Lago ketika ditanya tentang tarif otomotif.
Terkait impor obat-obatan, dia berkata jumlah pungutannya akan mencapai 25% atau lebih. Bea tersebut akan meningkat secara signifikan dalam jangka waktu satu tahun.
Suasana yang lebih positif terjadi di China pekan ini setelah sambutan Presiden Xi Jinping terhadap para bos teknologi dalam pertemuan publik yang jarang terjadi. Hal ini memunculkan harapan bahwa Beijing akan mengubah sikapnya untuk memberikan kebebasan lebih kepada sektor swasta saat mereka berperang dalam perang dagang dengan Donald Trump.
Sementara itu, mantan wakil gubernur Bank of Japan, Hiroshi Nakaso, mengatakan bank sentral akan terus menaikkan suku bunga acuan menuju 1% untuk saat ini dan kemungkinan akan mencari peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut setelahnya tergantung pada kondisi perekonomian.
Adapun, para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Rusia bertemu untuk putaran pertama perundingan mengenai perang di Ukraina dan meningkatkan kemungkinan kerja sama yang lebih luas.