Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Akhir Gempuran Aksi Jual Asing di Pasar Saham Indonesia

Ramalan akhir dari aksi jual investor asing di pasar saham Indonesia yang telah terjadi sejak awal 2025.
Investor mengamati pergerakan harga saham pada salah satu platform di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati pergerakan harga saham pada salah satu platform di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp9,93 triliun sejak awal tahun 2025 di pasar saham Indonesia. Lalu, kapan aksi net sell ini dapat mereda?

VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan aksi jual bersih asing di pasar modal Indonesia dapat mereda jika dinamika terkait perang dagang yang digaungkan AS sudah mulai kondusif.

"Net sell juga bisa mereda jika rilis kinerja kuartal I/2025 masih kuat, serta ekonomi makro yang mencakup rupiah, PDB dan inflasi dalam negeri masih kuat," ujar Audi, Jumat (14/2/2025). 

Selain itu, asing juga bisa kembali mencatatkan net buy atau beli bersih apabila pemangkasan suku bunga mulai kembali dilakukan. Audi melihat hal ini dapat kembali mendorong investor asing masuk ke IHSG.

Berdasarkan data RTI Infokom, investor asing tercatat telah melakukan penjualan bersih sebesar Rp9,93 triliun di pasar modal Indonesia sejak awal tahun 2025.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi saham dengan nilai jual bersih tertinggi, yang mencapai Rp4,43 triliun sejak awal tahun. 

Penjualan saham oleh investor asing juga dilakukan terhadap saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Asing menjual sebanyak Rp2,82 triliun saham BMRI sejak awal tahun. 

Lebih lanjut, Audi menjelaskan saham-saham perbankan dilepas asing karena investor asing mempertimbangkan dua hal. Pertama, adalah rilis kinerja yang tidak sesuai ekspektasi. 

Beberapa big bank mencatatkan pertumbuhan single digit dan tekanan dari cost of credit yang cenderung meningkat.

Alasan kedua adalah narasi higher for longer untuk 7 days reverse repo rate yang memberikan spekulasi pasar kekhawatiran permintaan kredit yang melambat, khususnya untuk mikro dan UMKM. 

Adapun selain saham perbankan, investor asing juga tercatat melepas saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sejak awal tahun. Asing tercatat melepas saham GOTO sebesar Rp1,32 triliun sejak awal tahun 2025.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper