Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencetak kenaikan laba bersih nyaris 9% pada 2024. Ke mana arah saham ISAT bergerak setelah pengumuman laba?
Dalam laporan keuangan 2024 yang dipublikasikan Senin (10/2/2025), jumlah laba bersih Indosat tercatat sebesar Rp4,91 triliun atau naik 8,97% dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp4,5 triliun.
Capaian itu lebih rendah dari estimasi net income adjusted ISAT yang diperkirakan konsensus analis mencapai Rp5,21 triliun pada 2024.
Dalam info memonya, manajemen ISAT menjelaskan profitabilitas itu menegaskan kesehatan keuangan ISAT yang solid dan kapasitasnya untuk menghasilkan pengembalian yang substansial bagi pemangku kepentingan.
Peningkatan laba bersih ini salah satunya didorong dari peningkatan pendapatan ISAT sepanjang 2024 sebesar 9,09% year-on-year (YoY). Pendapatan ISAT naik dari Rp51,2 triliun pada 2023 menjadi Rp55,88 triliun pada 2024.
Pendapatan ini didorong oleh pendapatan seluler sebesar Rp47,03 triliun, pendapatan MIDI sebesar Rp7,98 triliun, dan pendapatan telekomunikasi tetap senilai Rp864,3 miliar.
Di lantai bursa, saham Indosat anjlok 8,56% ke level Rp2.030 pada Senin (10/2/2025) hingga pukul 14.40 WIB. ISAT merosot 18,14% sepanjang tahun berjalan 2025 dari posisi Rp2.480 per saham.
Meski begitu, mayoritas analis yang mengulas saham ISAT masih memberikan padangan positif. Dari konsensus analis, sebanyak 30 analis menyematkan peringkat beli dan 3 analis memberikan rekomendasi hold terhadap saham ISAT.
Terbaru, analis Ciptadana Sekuritas Gani merekomendasikan beli untuk saham ISAT dengan target harga Rp3.375. Rekomendasi yang sama juga disematkan oleh analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja dengan target harga Rp3.200, analis HSBC Piyush Choudhary Rp3.450, dan analis DBS Bank dengan target harga Rp3.200 per saham.
Senada, rekomendasi beli untuk ISAT juga disematkan BNI Sekuritas dengan target harga Rp3.000 per saham, UOB KayHian dengan target harga Rp3.100, dan Mandiri Sekuritas dengan target harga Rp3.125 per saham.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin menyampaikan saham ISAT merupakan salah satu top picks di sektor telekomunikasi selain TLKM. Mereka tetap optimistis terhadap potensi pertumbuhan sektor telekomunikasi dalam jangka panjang sejalan dengan perkembangan struktural dan aksi korporasi strategis.
Meski demikian, terdapat dua risiko yang harus diantisipasi yaitu pertumbuhan rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) yang lebih lambat dari perkiraan dan meningkatnya kompetisi di pasar selular dan fixed broadband (FBB).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.