Bisnis.com, JAKARTA – Konsensus analis masih cukup optimistis terhadap saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang terkoreksi dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg Terminal, harga saham BMRI kini bertengger di level Rp5.150 hingga perdagangan Jumat (7/2/2025). Banderol tersebut mencerminkan penurunan sebesar 9,65% sepanjang tahun berjalan alias year to date (ytd).
Di tengah koreksi itu, konsensus analis dari meja Bloomberg masih menyematkan pandangan positif terhadap saham BMRI. Tecermin dari mayoritas analis yang masih memberikan rekomendasi beli untuk saham bank pelat merah itu.
Sebanyak 33 dari 37 analis memberikan rekomendasi beli untuk BMRI, dengan rata-rata target harga mencapai 7.280,90 selama 12 bulan ke depan. Target harga tersebut mencerminkan potensi imbal hasil sebesar 41,4%.
Rekomendasi beli terbaru saham BMRI disematkan oleh Analis OCBC Sekuritas Budi Rustanto. Dalam risetnya, dia mengatakan bahwa rekomendasi beli lantaran memiliki kualitas aset yang baik dengan pertumbuhan dana murah (CASA).
“Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp6.500 per saham,” ujarnya melalui riset dikutip pada Sabtu (8/2/2025).
Baca Juga
Menurut Budi, prospek saham BMRI tetap positif karena didorong oleh ekspansi kredit yang solid, stabilitas net interest margin (NIM), pertumbuhan aplikasi Livin’ dan Kopra, serta kecukupan modal untuk mendukung permintaan kredit.
Berdasarkan laporan keuangan sepanjang 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp55,78 triliun atau tumbuh 1,3% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun, pendapatan bunga bersih naik 6,1% yoy menjadi Rp101,76 triliun.
“Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 14,1% menjadi Rp151,24 triliun, meskipun biaya bunga melonjak 35% menjadi Rp49,48 triliun akibat kenaikan biaya dana yang tinggi,” pungkas Budi.
Sementara itu, total kredit yang disalurkan Bank Mandiri meningkat 19,4% secara tahunan menjadi Rp1.623,2 triliun. Kenaikan kredit perusahaan didorong oleh pertumbuhan di segmen korporasi dan komersial.
Di sisi lain, Analis Sinarmas Sekuritas Ivan Purnama Putera menurunkan peringkat BMRI menjadi add dengan target Rp5.600. Dia mengatakan, laba perseroan sedikit meleset dari ekspektasi akibat lonjakan beban operasional dan biaya pencadangan, tetapi tertolong oleh kuatnya pertumbuhan kredit dan kualitas yang membaik.
“Namun, perhatian tetap perlu diberikan pada likuiditas karena LDR [loan to deposit ratio] melonjak ke 98%. Berdasarkan faktor-faktor ini, kami menurunkan peringkat menjadi add, dengan pendekatan yang lebih moderat untuk saat ini,” ujarnya.
JP Morgan juga merevisi turun rating BMRI dari netral menjadi underweight terhitung sejak 31 Januari 2025. Sejalan dengan itu, target harga untuk saham BMRI dipangkas dari level Rp6.050 menjadi Rp5.500 untuk periode hingga Desember 2025.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.