Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Klarifikasi Soal Isu Merger dengan Grab

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) buka suara terkait kabar merger dengan Grab Holdings Ltd., bahwa tidak ada kesepakatan untuk merger antara dua perusahaan.
Warga berbelanja secara online menggunakan platform Tokopedia di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara online menggunakan platform Tokopedia di Jakarta, Senin (28/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) buka suara terkait kabar merger dengan Grab Holdings Ltd. GOTO mengklarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan untuk melakukan merger antara dua raksasa perusahaan ride hailing tersebut.

Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa.

"Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi," ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

Mengutip Bloomberg, kedua perusahaan itu sebelumnya dikabarkan tengah menargetkan untuk menyelesaikan diskusi merger tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menuturkan kesepakatan merger harus terjadi pada 2025 atau tidak sama sekali.

"Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan," tulis Bloomberg, dikutip Selasa (4/2/2025).

Sebagai informasi, kabar merger antara GOTO dan Grab telah berhembus sejak tahun 2020. Setidaknya, telah tiga kali kabar merger antara Grab dan GOTO beredar.

Isu merger pertana berembus pada tahun 2020. Kala itu, Financial Times melaporkan Gojek dan Grab telah melakukan pembicaraan selama setidaknya dua tahun untuk merger.

Pembicaraan merger kedua perusahaan ini tak lepas dari campur tangan pendiri SoftBank yaitu Masayoshi Son kala itu. Masayoshi Son saat itu diketahui meningkatkan tekanannya ke salah satu pendiri Grab, Anthony Tan untuk membuat 'gencatan senjata' terhadap Gojek.

Adapun kabar merger kedua GOTO kembali ke permukaan pada Februari tahun lalu. Saat itu, manajemen GOTO mengatakan pihaknya baru mengetahui adanya berita terkait isu merger tersebut di media massa.

"Perseroan juga ingin menekankan bahwa pada saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut," jelas R. A. Koesoemohadiani, Sekretaris Perusahaan GOTO dalam pernyataan tertulis tahun lalu.

Tahun lalu, sumber Bloomberg menyebutkan merger GOTO dan Grab masih berada dalam tahap diskusi awal. Grab yang berbasis di Singapura disebut akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.

Sumber yang sama menyebutkan, opsi ini terbuka seiring beralihnya tampuk pemimpin perusahaan ke Patrick Walujo yang kini menjadi CEO setelah sebelumnya hanya sebagai investor.

Para pemegang saham kedua perusahaan juga mendukung kesepakatan tersebut dan mendorong perundingan tersebut bergerak hingga menjadi aksi korporasi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper