Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/2/2025) ke level Rp16.374,5 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,45% atau 73,5 poin ke level Rp16.374,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,3% ke level 108,65.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,11%, dolar Taiwan menguat 0,39%, won Korea Selatan menguat 0,22%, serta peso Filipina menguat 0,36%.
Sementara, sejumlah mata uang Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,26%, yuan China melemah 0,05%, serta rupee India melemah 0,66%.
Pada perdagangan kemarin, Senin (3/2/2025), rupiah sendiri ditutup melemah 0,88% atau 143,5 poin ke posisi Rp16.448 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar pada perdagangan kemarin menguat 1,25% ke posisi 109,570.
Pelemahan rupiah serta mata uang di kawasan pada perdagangan kemarin terjadi seiring dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait pemberlakuan tarif. Akhir pekan kemarin, Trump telah mengumumkan pemberlakuan tarif besar-besaran untuk mitra dagangnya. AS memberlakukan tarif 25% untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada, dan pungutan 10% untuk impor dari China.
Baca Juga
"Trump seperti pemain poker yang mempertaruhkan seluruh simpanannya di tangan pertama. Sementara, pasar tidak siap untuk itu," kata Analis Standard Chartered Plc Steven Englander dikutip dari Bloomberg pada Senin (3/2/2025).
Adapun, pada perdagangan hari ini, Selasa (4/2/2025), pengamat forex Ibrahim Assuaibi memprediksi mata uang rupiah masih bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp16.430 - Rp16.500 per dolar AS.
Dari luar negeri, sentimen yang memengaruhi masih terkait kebijakan tarif Trump. Ketiga negara yang telah dikenakan tarif impor menolak tarif tersebut dan bersumpah untuk melakukan pembalasan.
Sentimen lainnya, terkait data indeks harga PCE pengukur inflasi pilihan The Fed yang naik sesuai perkiraan pada periode Desember 2024. Data tersebut memperhitungkan ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Dari dalam negeri, terdapat sentimen kekhawatiran serius atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan AS. Kebijakan ini berdampak besar pada ekonomi global, sehingga pemerintah perlu berhati-hati dan mengevaluasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang saat ini dipatok di angka Rp16.000 per dolar AS.