Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tunda Tarif ke Kanada dan Meksiko, Bursa Asia Dibuka Menghijau

Bursa Asia dibuka menguat pada Selasa (4/2) setelah Presiden AS Donald Trump menunda tarif terhadap Meksiko dan Kanada selama sebulan.
Papan saham elektronik menampilkan grafik pergerakan indeks Nikkei 225 di luar perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 6 Januari 2025./Bloomberg-Kiyoshi Ota
Papan saham elektronik menampilkan grafik pergerakan indeks Nikkei 225 di luar perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 6 Januari 2025./Bloomberg-Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka menguat pada Selasa (4/2/2025) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda tarif terhadap Meksiko dan Kanada selama 30 hari ke depan.

Mengutip Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau naik 1,37% ke level 2.757,70 sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik  2,08% ke level 2.504,90. Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,54% pada 8.424,70. Sementara itu, kontrak berjangka Hang Seng futures terpantau naik 0,9%

Kenaikan di pasar Asia terjadi menyusul persetujuan Trump untuk menunda tarif terhadap Meksiko setelah percakapan dengan mitranya, Claudia Sheinbaum. Pembicaraan tersebut mendorong perputaran cepat mata uang, dengan nilai dolar yang jatuh dari level terkuatnya dalam lebih dari dua tahun dan yen mengurangi reli kenaikannya. 

Sementara itu, kurs loonie Kanada menguat setelah Justin Trudeau mengatakan tarif AS juga akan dihentikan.

“Penurunan tarif dalam semalam terhadap Meksiko berfungsi sebagai pengingat akan siklus yang telah kita masuki: pengumuman tarif diikuti dengan seruan dan negosiasi, deklarasi kemenangan, dan kemudian siklus dimulai lagi,” jelas Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia. Pty Ltd. 

“Pada akhirnya, hal ini akan mengarah pada tarif yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, inflasi yang lebih tinggi, dan berkurangnya kepastian bagi para pengambil risiko dan ekuitas.”

Penundaan dengan Meksiko dan Kanada memperkuat pandangan bahwa Trump memandang tarif sebagai taktik negosiasi – namun masih enggan menimbulkan kerugian ekonomi pada warga AS. Langkahnya untuk menerapkan keadaan darurat dan mengenakan tarif terhadap kedua negara dan China adalah tindakan proteksionisme paling luas yang dilakukan oleh presiden AS dalam hampir satu abad.

Salah satu ketidakpastian terbesar adalah bagaimana ketahanan perekonomian AS dalam menangani dampak perang dagang, jika hal itu terjadi. Kekhawatiran tersebut terlihat jelas di pasar obligasi, dimana imbal hasil Treasury jangka pendek naik karena imbal hasil obligasi jangka panjang bergerak ke arah yang berlawanan.

“Meskipun kami percaya bahwa tarif pada dasarnya adalah alat negosiasi bagi Presiden Trump, sangat sulit untuk mengatakan apakah tarif ini akan berumur pendek atau ada skenario di mana kesepakatan dibuat untuk mengurangi tarif,” kata Yung-Yu Ma di BMO Wealth Management.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper