Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandangan Underweight BCA Sekuritas Untuk Emiten Nikel

BCA sekuritas menurunkan asumsi harga rata-rata LME nikel tahun 2025 dan 2026 masing masing sebesar US$17.000 per ton.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — BCA Sekuritas menyematkan rating underweight untuk sektor nikel dalam riset teranyar akhir bulan ini. Kendati harga saham emiten nikel terdiskon lebar sampai awal tahun ini, BCA sekuritas menilai pasar nikel global dianggap masih lesu akibat oversupply

Analis BCA Sekuritas Muhammad Fariz mengatakan pandangan underweight itu berbasis pada pertimbangan tinginya produksi baja tahan karat di China di tengah permintaan yang melanjutkan tren pelemahan. Konsekuensinya, terjadi penumpukan stok di sejumlah produsen yang belakangan ikut berdampak pada pasokan nickel pig iron (NPI) di pasar. 

“Kami menilai bahwa NPI dan baja tahan karat kini menunjukkan tanda lampu kuning karena ruang untuk perbaikan harga mungkin terbatas jika pasokan NPI terus meningkat, sementara permintaan tetap lemah,” tulis Fariz dalam risetnya dikutip, Selasa (28/1/2025). 

Selain itu, kata Fariz, sebagian produsen bersikap pesimistis dan memutuskan untuk mengurangi produksi lantaran permintaan belum cukup kuat sampai saat ini. 

Situasi itu berlanjut menekan harga baja tahan karat hingga mencapai level terenah dalam 4 tahun, diikuti oleh penurunan harga NPI. 

“Sementara itu, untuk produk kelas 1, prospek masih menunjukkan tanda "lampu merah," karena inventaris LME kemungkinan tetap tinggi, terutama didorong oleh lonjakan produk di pasar Asia,” kata dia.

BCA sekuritas menyesuaikan asumsi harga rata-rata LME nikel dan NPI masing-masing dari US$18.000 per ton dan US$13.327 per ton menjadi sebesar US$17.062 per ton dan US$13.466 per ton sepanjang tahun 2024. 

Sementara itu, BCA sekuritas belakangan menurunkan asumsi harga rata-rata LME nikel untuk tahun 2025 dan 2026 masing masing sebesar US$17.000 per ton, dari semula disematkan di level US$19.000 per ton dan US$20.000 per ton. 

Selanjutnya harga NPI ikut terkoreksi pada periode 2025 dan 2026 masing-masing ke level US$13.418 per ton, dari semula diproyeksikan mencapai US$14.068 per ton dan US$14.808 per ton.

“Karena sektor ini menunjukkan tanda-tanda lampu kuning dan merah serta belum ada perbaikan signifikan pada permintaan, kami mengubah urutan prioritas kami menjadi ANTM>INCO>NCKL (sebelumnya INCO>NCKL>ANTM),” kata dia. 

Ihwal rekomendasi untuk tahun ini, BCA Sekuritas menyematkan rating BUY untuk ANTM dengan target harga lebih tinggi sebesar Rp2.710 per saham, sebelumnya Rp1.800 per saham. Adapun, target EV/EBITDA tidak berudah di level 9,5 kali, mendekati level rata-rata. 

Sementara rating BUY untuk INCO dengan target harga lebih rendah sebesar Rp4.260 per saham, sebelumnya Rp5.400 per saham. Penurunan ini disebabkan karena tingginya risiko pada ekspansi di masa depan. 

Selanjutnya, BCA Sekuritas menurunakan target harga untuk rekomendasi BUY NCKL ke level Rp770 per saham, dari semula dipatok sebesar Rp1.200 per saham. 

“Risiko terhadap profitabilitas yang lebih rendah pada NPI dan produk sampingan HPAL kini cukup tinggi,” kata dia. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper