Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Anjlok, AI China Bikin Saham Teknologi AS Terjun Bebas

Bursa AS melemah dipicu anjloknya saham big tech seperti Nvidia hingga Microsoft menyusul meningkatnya popularitas model AI dari China, DeepSeek.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat tertekan pada perdagangan Senin (27/1/2025) dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup di zona merah.

Melansir Reuters, Selasa (28/1), pelemahan kedua indeks utama Wall Street ini dipicu oleh aksi jual saham Nvidia dan sejumlah produsen chipset lainnya, setelah popularitas model kecerdasan buatan (AI) berbiaya rendah dari China memunculkan kekhawatiran terhadap dominasi perusahaan-perusahaan AI terkemuka AS.

Indeks S&P 500 ditutup melemah 1,46% ke level 6.012,28 dan indeks Nasdaq berakhir anjlok 3,07% ke level 19.341,83. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,65% ke posisi 44.713,58.

Saham Nvidia terperosok, sementara indeks semikonduktor mengalami penurunan persentase harian terbesar sejak pandemi melanda pada Maret 2020.

DeepSeek, startup teknologi asal China, meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim menggunakan chip lebih murah dan membutuhkan data lebih sedikit.

Langkah ini memicu keraguan atas proyeksi optimistis investor bahwa lonjakan permintaan AI akan mendorong rantai pasok mulai dari produsen chip hingga pusat data.

Dalam hitungan hari, DeepSeek AI Assistant berhasil melampaui ChatGPT besutan OpenAI dalam jumlah unduhan di Apple App Store.

Kepala Investasi Bokeh Capital Partners Kim Forrest mengatakan ada banyak ketidakpastian mengenai model DeepSeek dan dampaknya terhadap industri.

"Hari ini memang menjadi hari yang berat bagi saham-saham teknologi, tapi saya rasa apa yang terjadi dalam waktu dekat ini belum mencerminkan valuasi jangka panjang mereka," ungkap Forrest seperti dikutip Reuters, Selasa (28/1/2025).

Dalam beberapa tahun terakhir, Nvidia dan sejumlah raksasa teknologi lainnya menjadi motor penggerak utama kenaikan pasar saham. Namun, pada perdagangan kali ini, saham Microsoft, Alphabet, dan produsen server AI seperti Dell Technologies turut tertekan.

Saham Nvidia anjlok 16,97%, sedangkan saham Microsoft melemah 2,14% dan Alphabet Inc turun 4,01%. Saham Dell Technologies merosot 8,7%. Saham operator pusat data, termasuk Digital Realty juga anjlok.

Persaingan AI global yang semakin sengit telah menghantam sektor teknologi informasi dan utilitas, sementara Indeks Volatilitas Cboe, yang sering disebut sebagai barometer ketakutan Wall Street, mencatat kenaikan signifikan.

Pekan ini menjadi sorotan bagi investor karena sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk Microsoft, dijadwalkan merilis laporan pendapatan.

Selain itu, pasar turut mencerna perkembangan diplomatik antara AS dan Kolombia. Kedua negara berhasil menghindari perang dagang setelah Kolombia menyetujui penerimaan pesawat militer AS yang membawa migran dideportasi.

Investor kini menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve pada Rabu (29/1/2025), dengan ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper