Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sucor Group dan Bank Mandiri (BMRI) Rilis Fitur API RDN & E-IPO

Sucor Group dan emiten bank pelat merah Bank Mandiri memperkenalkan inovasi strategis berupa Rekening Dana Nasabah (RDN) berbasis API, sekaligus fitur E-IPO.
Pegawai mengambil foto suasana saat pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia 2025 di Mainhall Gedung BEI di Jakarta, Kamis, (2/1/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengambil foto suasana saat pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia 2025 di Mainhall Gedung BEI di Jakarta, Kamis, (2/1/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Sucor Group dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memperkenalkan inovasi strategis berupa Rekening Dana Nasabah (RDN) berbasis application programming interface atau API, sekaligus fitur E-IPO.

SEVP International Banking & Financial Institution Banking Bank Mandiri Abu Santosa Sudradjat mengatakan fitur itu tidak hanya memberikan kemudahan bagi investor, tetapi juga peluang investasi ke berbagai akses. 

“Dengan API RDN, proses pembukaan rekening menjadi lebih efisien,” ujar Abu Santosa melalui keterangan resmi yang dikutip pada Senin (27/1/2025).

Di samping itu, Sucor Sekuritas turut memperkenalkan fitur E-IPO dalam aplikasi SPOT untuk mempermudah partisipasi investor dalam penawaran saham perdana. 

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menuturkan bahwa kolaborasi yang terjalin menjadi langkah strategis untuk memperkuat ekosistem pasar modal dalam negeri, yang dibayangi tantangan berat akibat ketidakpastian modal pada 2024.

 “Fitur RDN dan E-IPO menghadirkan efisiensi dan inklusi keuangan, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor keuangan nasional,” ucapnya.

Dia menyampaikan bahwa sepanjang tahun lalu, pasar modal menghadapi tantangan akibat ketidakpastian ekonomi global dan domestik, pengetatan kebijakan moneter, serta gejolak geopolitik. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,65% diikuti penurunan LQ45 sebesar 14,83% dan IDX30 turun 14,48%. 

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi cerminan tantangan yang dihadapi saham big caps. Namun, di tengah situasi itu, pasar obligasi masih mencatatkan performa positif dengan net buy asing mencapai Rp37,49 triliun berkat daya tarik imbal hasil tinggi. 

Pada 2025, kata Bernadus, optimisme muncul seiring tren kebijakan moneter yang ekspansif termasuk pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Kebijakan ini diharapkan mendukung sektor-sektor kunci, seperti perbankan, properti, dan otomotif, sekaligus memperkuat strategi investasi yang terdiversifikasi.

“Dengan pendekatan yang lebih inovatif dan kreatif, tahun 2025 membawa optimisme baru dan berpotensi menjadi momentum kebangkitan pasar saham,” ucapnya. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper