Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan harga saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan telah menjadi faktor pemberat bagi pergerakan indeks saham properti.
Berdasarkan data Bloomberg hingga perdagangan Kamis (23/1/2025), saham PANI turun 30,78% year to date (YtD) menuju level Rp11.075 per saham. Koreksi ini membebani indeks saham properti dengan bobot mencapai 394,26%.
Penurunan harga saham PANI itu akhirnya membuat indeks saham properti mengalami penurunan sebesar 6,10 poin atau 0,81% YtD selama periode tersebut.
Pada perdagangan kemarin, data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan saham PANI terperosok 19,89% menuju level Rp11.075. Harga itu mencerminkan penurunan sebesar 28,66% selama sepekan dan turun 31,64% sebulan terakhir.
Penurunan harga saham PANI juga membuat kapitalisasi pasar atau market cap emiten properti ini turun menjadi Rp187 triliun. Padahal, jika mengacu pada perdagangan kemarin, market cap perseroan masih bertengger di level Rp233 triliun.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa saham PANI kini memasuki fase bearish usai meninggalkan level psikologis Rp13.000. Untuk diketahui, fase bearish mengacu pada kondisi harga saham yang mengalami tren penurunan signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Baca Juga
“Rekomendasi hold untuk PANI dengan target harga Rp10.350, sebab pergerakan harga saham mengalami fase bearish,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (23/1/2025).
Sebelumnya, Financial Advisor Sucor Sekuritas Danika Augusta Sari mengatakan bahwa secara teknikal, level Rp13.000 menjadi batas penting bagi PANI. Sebab, jika banderol ini tembus ada risiko pembalikan tren menjadi bearish.
“Asal saham PANI tidak menembus di bawah Rp13.000, kalau secara teknikal itu bisa menjadi reversal bearish,” kata Danika saat ditemui kemarin, Rabu (22/1/2025).
Danika memandang pemasangan pagar laut memang menjadi salah satu isu yang mencuat. Meski demikian, sentimen itu dinilai hanya berdampak jangka pendek. Faktor terpenting adalah perilisan laporan keuangan PANI untuk periode 2024.
Padahal, saham PANI mengukuhkan diri sebagai saham paling cuan sepanjang 2024 dengan pertumbuhan mencapai 225,34% sehingga parkir di level Rp16.000 per saham.
Kenaikan saham PANI selaras dengan kinerja keuangan perseroan hingga kuartal III/2024. Selama periode tersebut, emiten properti kongsi Grup Agung Sedayu dan Salim Group ini mengantongi pendapatan bersih Rp2,09 triliun.
Kontributor pendapatan PANI berasal dari segmen tanah kavling, komersial, dan rumah tinggal yang membukukan Rp2,04 triliun, atau naik dari posisi Rp1,71 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, beban pokok yang dipikul perseroan juga naik 4,97% year on year (YoY) menjadi Rp897,86 miliar. Hasil tersebut membuat PANI mencetak laba kotor sebesar Rp1,19 triliun atau melonjak 36,41% YoY hingga akhir September 2024.
Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban lainnya, PANI mengantongi laba yang diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp486,60 miliar, tumbuh 91,16% YoY dari posisi sebelumnya Rp254,55 miliar.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.