Bisnis.com, JAKARTA — PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) menyampaikan tengah melihat peluang investasi pada Tahun Ular Kayu. Lalu, bagaimana prospek bagi Saratoga pada tahun ini?
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menuturkan perusahaan investasi seperti Saratoga Investama masih memiliki prospek yang positif. Hal ini terutama didukung dari dividen portofolio investasinya seperti ADRO, MPMX, AGII, TBIG, dan perusahaan privat di portofolionya.
"Potensi lainnya dari kenaikan nilai investasi yang dapat berimbas positif ke SRTG," kata Fath, Rabu (22/1/2025).
Fath melanjutkan, prospek baik bagi saham SRTG juga datang dari portofolio yang berasal dari emiten dan perusahaan privat SRTG yang ditargetkan bisa melakukan IPO.
Menurut Fath, sejumlah portofolio privat SRTG memiliki potensi untuk mengangkat nilai portofolio. Perusahaan tersebut seperti MGM Bosco Logistics, ZAP clinic, Xurya Energy, dan RS Brawijaya.
Sementara itu, Senior Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan tumbuhnya IHSG akan mempengaruhi kinerja SRTG yang mengandalkan investasi.
Baca Juga
"Karena harga sahamnya bisa tumbuh. Jadi SRTG bisa memiliki kinerja positif, dan bisa meningkatkan performanya dalam kinerja investasi," ucapnya.
Adapun Nafan memberikan rekomendasi buy untuk saham SRTG. Menurut Nafan, apabila saham SRTG mengalami penguatan dan berhasil take dari level Rp1.855, maka saham SRTG bisa berpotensi melaju ke levell Rp2.050 sampai ke Rp2.250.
Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan mengatakan sebagai perusahaan investasi, tahun ini menjadi momentum bagi SRTG untuk memperbanyak portofolio investasinya. Devin memandang investor asing saat ini belum akan berinvestasi di Indonesia karena aset dolar yang dinilai memiliki peluang yang lebih menarik.
"Buat kami [tahun ular kayu] ini saat-saat kami bisa aktif mencari kesempatan yang baik, dengan harga yang masuk akal," kata Devin, Selasa (21/1/2025).
Meskipun demikian, Devin mengingatkan investasi yang dilakukan SRTG adalah investasi jangka panjang. Menurut Devin, SRTG harus bekerja bersama manajemen untuk menumbuhkan perusahaan.
"Dan mungkin nanti perusahaan akan kami go-public-kan, Ini membutuhkan waktu," ujarnya.
Menurut Devin, SRTG bisa menambah portofolio baru dalam satu atau dua tahun ke depan. Dia kembali menegaskan investasi yang dilakukan SRTG tidak akan membuahkan hasil dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi lebih lama.