Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Super Bank Indonesia (Superbank) dikabarkan berencana mencatatkan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) dengan mengincar dana Rp4,88 triliun.
Dilansir dari Bloomberg, Superbank sedang mempertimbangkan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber yang mengetahui rencana tersebut juga menjelaskan bahwa Superbank mengincar dana penjualan saham potensial dari IPO senilai US$200 juta hingga US$300 juta atau Rp3,25 triliun hingga Rp4,88 triliun (kurs Rp16.270 per dolar AS).
Selain itu, Superbank dikabarkan mengincar valuasi senilai US$1,5 miliar hingga US$2 miliar dalam pencatatan saham perdananya nanti. Adapun, saat ini, rencana IPO Superbank dikabarkan masih dalam tahap awal dan belum menghasilkan keputusan.
Kepada Bisnis, Juru Bicara Superbank menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat memberikan komentar terkait rumor atau spekulasi yang beredar atas kabar rencana IPO.
"Fokus kami saat ini adalah terus menghadirkan solusi keuangan inovatif dan mendorong pertumbuhan inklusif bagi nasabah kami," kata Juru Bicara Superbank kepada Bisnis pada Selasa (14/1/2025).
Superbank sendiri merupakan bank digital yang sebelumnya bernama PT Bank Fama International Tbk. Kemudian, entitas Emtek hingga Grab masuk, bank pun berganti nama menjadi Superbank.
Berdasarkan laman resminya, saat ini pemegang saham terbesar Superbank adalah Emtek melalui PT Elang Media Visitama dengan porsi saham 31,27%. Lalu, Singtel Alpha Investments Pte. Ltd. menggenggam 20,56% porsi saham.
Kemudian, Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia menggenggam 19,26% porsi saham di Superbank dan AS-DB Holdings Pte. Ltd. menggenggam 11,58% porsi saham. Selain itu, bank digital asal Korea Selatan, KakaoBank Corp memegang 10% saham Superbank.
Akan tetapi, Superbank masih berkutat dengan kerugian. Sampai periode kuartal III/2024, rugi bersih Superbank mencapai Rp285,74 miliar. Kerugian Superbank juga membengkak 12,17% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp254,74 miliar.
Di sisi lain, hingga akhir September 2024, Superbank telah membukukan total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp3,2 triliun, tumbuh pesat 328% YoY. Lalu, penyaluran kredit Superbank mencapai Rp4,9 triliun, tumbuh pesat 189% YoY.
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit tersebut, total aset Superbank juga meningkat 77% YoY menjadi Rp9,7 triliun.