Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani dijadwalkan membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025. Dirinya mewakili Presiden Prabowo Subianto yang batal menghadiri agenda tersebut.
Berdasarkan agenda terbaru, Sri Mulyani membuka perdagangan BEI dengan didampingi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner OJK, Ketua Dewan Komisioner LPS, hingga Direktur Utama BEI.
“Pembukaan perdagangan BEI tahun 2025 oleh Presiden Republik Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia,” tulisan susunan acara pembukaan perdagangan BEI pada Kamis (2/1/2025).
Selanjutnya, Sri Mulyani akan melakukan penandatanganan sertifikat pembukaan perdagangan dan menyampaikan pidato arahannya di Main Hall BEI.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,62% menuju level 7.080 pada perdagangan akhir tahun lalu, Senin (30/12/2024).
Analis Phintraco Sekuritas Nurwachidah mengatakan bahwa secara teknikal, indeks komposit tertahan MA5. Sementara itu, pada indikator teknikal modern terbentuk golden cross pada Stochastic RSI dan mulai terbentuk positive slope di MACD.
“Dengan demikian, IHSG berpotensi melanjutkan rebound uji resistance 7.150 pada perdagangan hari ini,” ujarnya dalam publikasi riset harian.
IHSG diketahui membukukan pelemahan sebesar 2,65% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) hingga akhir 2024. Sektor yang mengalami pelemahan terbesar adalah sektor transportasi dengan penurunan sebesar 18,74% YtD.
Sektor teknologi menyusul pelemahan tersebut dengan penurunan 9.87% YtD. Selanjutnya, hanya terdapat tiga sektor yang mengalami penguatan yaitu energi sebesar 27,99% YtD, kesehatan 5,81% YtD, dan Infrastruktur 1,71% YtD.
Dari data ekonomi, Nurwachidah menuturkan investor menantikan rilis data inflasi bulan Desember pada awal tahun ini. Inflasi diperkirakan meningkat ke level 1,70% year on year (YoY) di Desember, naik dari posisi 1,55% YoY November 2024.
Di samping itu, inflasi inti diperkirakan akan mengalami peningkatan ke 2,30% YoY pada Desember atau dari 2,26% YoY di November.
Hal itu mencerminkan adanya peningkatan harga lebih persisten pada barang dan jasa inti, mengindikasikan daya beli masyarakat masih mengalami tekanan. Saham pilihan Phintraco, antara lain JPFA, UNVR, AUTO, AALI, dan MYOR.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.