Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak naik lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Jumat (27/12/2024) dan mencatat kenaikan mingguan dalam volume perdagangan yang rendah menjelang akhir tahun.
Dilansir Reuters, kenaikan harga minyak didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan minggu lalu.
Harga minyak mentah Brent naik 91 sen, atau 1,2%, menjadi US$74,17 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 98 sen, atau 1,4%, menjadi US$70,60 per barel.
Adapun, pada basis mingguan, minyak mentah Brent dan WTI naik sekitar 1,4%.
Berdasarkan data Badan Informasi Energi AS, pada Jumat, persediaan minyak mentah AS turun 4,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Desember karena kilang minyak meningkatkan aktivitas dan musim liburan mendorong permintaan bahan bakar.
Sejumlah analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 1,9 juta barel, sedangkan angka dari American Petroleum Institute yang dirilis awal minggu ini memperkirakan penurunan 3,2 juta barel.
Baca Juga
Optimisme atas pertumbuhan ekonomi China juga telah memicu harapan akan permintaan yang lebih tinggi tahun depan dari negara pengimpor minyak terbesar.
Bank Dunia pada Kamis menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2024 dan 2025. Sementara itu, otoritas China telah sepakat untuk menerbitkan obligasi negara khusus senilai 3 triliun yuan atau US$411 miliar pada tahun depan untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu.
TACenergy juga melaporkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina, yang sebelumnya hanya menjadi bahan pertimbangan di pasar energi karena permintaan minyak global yang stagnan, tampaknya kembali menjadi sorotan setelah sejumlah peristiwa pekan ini, yang dapat memengaruhi pasokan tahun depan.
NATO mengatakan pada Jumat bahwa mereka akan meningkatkan kehadirannya di Laut Baltik, sehari setelah Finlandia menyita sebuah kapal yang membawa minyak Rusia karena dicurigai menyebabkan pemadaman internet dan kabel listrik.
Sementara itu, harga grosir gas alam Belanda dan Inggris naik di tengah memudarnya harapan akan kesepakatan baru untuk transit gas Rusia melalui Ukraina.
Analis StoneX Alex Hodes menambahkan, ketegangan meningkat di Timur Tengah, setelah Israel menyerbu rumah sakit di Gaza utara pada Jumat dan menyerang target yang terkait dengan gerakan Houthi di Yaman pada Kamis, tetapi peristiwa ini tidak mungkin banyak memengaruhi harga minyak menjelang tahun depan.
Sebaliknya, menurutnya risiko terbesar di Timur Tengah adalah dari penegakan sanksi yang kemungkinan akan terjadi dengan pemerintahan Donald Trump yang akan datang di AS.