Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar komoditas berjangka China resmi memulai perdagangan derivatif polysilicon alias polisilikon pada Kamis (26/12/2024) di Bursa Berjangka Guangzhou. Instrumen ini diharapkan menjadi alat lindung nilai baru bagi pasar yang menghadapi volatilitas harga tinggi.
Pada hari pertama perdagangan polisilikon, harga bahan baku utama untuk pembuatan panel surya ini mencatat kenaikan signifikan. Kontrak pengiriman Juni 2025 melonjak ke batas atas 44.000 yuan per ton, sebelum ditutup 7,7% lebih tinggi di 41.570 yuan per ton. Total volume transaksi mencapai 331.253 lot, dengan lebih dari 90% di antaranya untuk kontrak Juni.
Mengutip Bloomberg, Kamis (26/12/2024), otoritas bursa China menyediakan tujuh kontrak untuk pengiriman mulai Juni, dengan persyaratan margin sebesar 9% dari nilai kontrak. Batas pergerakan harga ditetapkan sebesar 7% dari harga penyelesaian sebelumnya, sementara pada hari pertama, pergerakan harga diperbolehkan hingga 14%.
China sebagai produsen polisilikon terbesar dunia, saat ini menghadapi tantangan surplus produksi yang signifikan. Selama 2 tahun terakhir, harga polisilikon telah anjlok hampir 90% akibat kelebihan kapasitas produksi yang melampaui permintaan, menggerus profitabilitas industri.
Untuk merespons tekanan tersebut, sejumlah produsen telah mengambil langkah untuk mengurangi produksi. Dua produsen utama, Tongwei Co. dan Xinjiang Daqo New Energy Co., pekan ini mengumumkan rencana pemangkasan produksi, meski tidak merinci skala pemotongannya.
Langkah ini juga selaras dengan upaya Tiongkok yang bertaruh pada teknologi ramah lingkungan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, Bursa Berjangka Guangzhou sukses meluncurkan kontrak litium, bahan utama baterai kendaraan listrik, pada tahun lalu. Bursa juga berencana menambahkan opsi perdagangan polisilikon pada 27 Desember mendatang