Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencatatkan kepemilikan Surat Berharga Negara atau SBN oleh Bank Indonesia senilai Rp1.557,24 triliun per 23 Desember 2024.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan pada periode tersebut, porsi kepemilikan oleh Bank Indonesia (BI) mencakup 25,81% dari total SBN Rp6.034,52 triliun.
Mencermati data tersebut, nyatanya tidak semuanya milik BI. Nilai tersebut merupakan nilai neto dan termasuk dengan SBN yang digunakan untuk operasi moneter dengan perbankan.
Tercatat SBN milik perbankan senilai Rp70,98 triliun yang ‘dititipkan’ alias dilakukan repurchase agreement (Repo). Alhasil, BI memegang SBN secara bruto senilai Rp1.486,26 triliun atau 24,63%.
Secara kumulatif, kepemilikan BI tersebut terpantau meningkat sepanjang tahun ini dari posisi awal Januari senilai Rp1.042,17 triliun net menjadi Rp1.557,24 triliun net.
Sementara secara persentase per 23 Desember 2024, kepemilikan terbesar oleh Lembaga Keuangan NonBank yang menyimpan 55,76% atau senilai 3.364,93 triliun SBN.
Baca Juga
Adapun perbankan tercatat memiliki SBN senilai Rp1.112,36 triliun atau menjelaskan 18,43% dari total SBN.
Dirjen PPR Suminto menyebutkan pergerakan kepemilikan SBN oleh BI tersebut sejalan dengan pembelian SBN oleh BI, penjualan SBN, dan adanya SBN jatuh tempo yang dipegang BI.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyampaikan masuknya bank sentral ke pasar SBN sekaligus tekanan yang tinggi di pasar SBN sehingga yield tidak bergerak secara liar.
Sampai dengan minggu kedua Desember 2024, BI telah melakukan pembelian SBN senilai Rp169,5 triliun.
Terdiri dari pembelian di pasar perdana atau melalui Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu paling lama 12 bulan, senilai Rp62 triliun. Sementara pembelian SBN di pasar sekunder telah menjadi milik BI senilai Rp107 triliun.
“Kami dengan pemerintah akan terus berkoordinasi khususnya bagaimana mensinkronkan kebijakan SRBI dan SBN dan juga penerbitan SBN oleh pemerintah,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Untuk tahun depan, BI berencana untuk membeli SBN senilai Rp150 triliun atau lebih, untuk operasi moneter demi menstabilkan nilai tukar rupiah.