Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Merah Saham Otomotif ASII, IMAS Cs Sepanjang 2024, Bakal Rebound 2025?

Kinerja saham ASII hingga IMAS kompak jeblok sepanjang 2024 terimbas penjualan otomotif dalam negeri yang lesu. Intip proyeksinya pada 2025.
Kinerja saham ASII hingga IMAS kompak jeblok sepanjang 2024 terimbas penjualan otomotif dalam negeri yang lesu. Intip proyeksinya pada 2025. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kinerja saham ASII hingga IMAS kompak jeblok sepanjang 2024 terimbas penjualan otomotif dalam negeri yang lesu. Intip proyeksinya pada 2025. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja saham emiten sektor otomotif seperti ASII hingga IMAS kompak mengalami penurunuan sepanjang 2024, terimbas penjualan otomotif dalam negeri yang lesu dalam beberapa waktu terakhir.

Harga saham PT Astra International Tbk. (ASII) misalnya turun 1,41% ke level Rp4.880 pada penutupan perdagangan Selasa (24/12/2024). Harga saham ASII pun ambles 14,39% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Kemudian, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) juga terpantau mengalami pelemahan 0,56% ke level Rp885 per lembar pada penutupan perdagangan Selasa (24/12). Sepanjang tahun berjalan 2024, harga saham IMAS juga terpantau terjun 38,97% atau jatuh lebih dalam dibandingkan saham ASII.

Emiten otomotif lainnya PT Putra Mandiri Jembar Tbk. (PMJS) mencatatkan penurunan harga saham 15,75% ytd dan harga saham PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharm Tbk. (CARS) juga turun 11,58% ytd.

Begitu juga dengan emiten komponen otomotif. Harga saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) misalnya turun 6,69% ytd dan PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) ambrol 33,33% ytd.

Kinerja saham emiten otomotif yang jeblok pada tahun ini beriringan dengan penjualan yang sedang dalam tren turun. Sepanjang 11 bulan 2024, penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 784.788 unit turun 14,7% secara tahunan (year on year/yoy). Lalu, penjualan mobil secara retail menjadi 806.721 unit turun 11,2% yoy.

Sehingga run rate penjualan mobil jika menggunakan target sebelumnya dari Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebesar 1,1 juta unit, hanya terealisasi 71%.

"Penjualan otomotif belum menunjukkan adanya perbaikan sepanjang tahun ini," tulis Tim Riset Panin Sekuritas pada beberapa waktu lalu.

Adapun, Tim Riset Panin Sekuritas menilai pada 2025 kondisi penjualan otomotif pun masih belum bergeliat, sebab daya beli masyarakat masih lemah.

"Kami melihat keadaan ekonomi 2025 akan semakin menantang, menyusul dengan pemberlakuan PPN [pajak pertambahan nilai] 12% untuk barang mewah hingga opsen pajak yang dapat memengaruhi harga mobil baru," tulis Tim Riset Panin Sekuritas.

Untuk emiten terkait otomotif, Panin Sekuritas merekomendasikan buy di ASII dengan penyesuaian target harga sebesar Rp5.800 per lembar.

Analis Bahana Sekuritas Jeremy Mikael dalam risetnya menilai kenaikan PPN dan beban pajak baru akan memberikan hambatan bagi emiten otomotif seperti ASII dan IMAS.

Sentimen PPN 12%

Sebagai informasi, pemerintah akan menaikan tarif PPP dari 11% menjadi 12% pada Januari 2025. Terdapat pula opsen pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Opsen pajak merupakan pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Menurut riset Bahana Sekuritas, pemerintah akan memperkenalkan beban pajak daerah baru yang berpotensi meningkatkan harga kendaraan mobil dan motor di provinsi-provinsi utama sebesar 4% - 7%.

Karena adanya pajak baru, Bahana Sekuritas pun memperkirakan penjualan mobil nasional akan turun 4,1% yoy menjadi 825.000 unit pada 2025.

"Kenaikan PPN dikombinasikan dengan menyusutnya pendapatan kelas menengah dan lemahnya daya beli juga dapat menimbulkan tantangan tambahan," ujar Jeremy dalam risetnya pada awal bulan ini (5/12/2024).

Bahana Sekuritas pun menurunkan peringkat ASII menjadi hold karena ketidakpastian regulasi dan prospek daya beli yang lemah di segmen kendaraan roda empat serta roda dua. Adapun, Bahana Sekuritas masih mempertahankan target harga saham ASII di level Rp5.600 per lembar.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper