Bisnis.com, JAKARTA — PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk. (NSSS) memperkirakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih akan tetap tinggi di tahun 2025.
Direktur Nusantara Sawit Sejahtera Kurniadi Patriawan mengatakan harga CPO saat ini sebagaimana ditunjukkan average selling price (ASP) perseroan adalah sebesar Rp12.000 per kilogram. NSSS memperkirakan harga referensi tersebut masih bisa dipertahankan ke depannya.
"Karena ada beberapa pertimbangan seperti program biodiesel B40. Itu akan menguatkan permintaan CPO," kata Kurniadi, dalam paparan publik NSSS, Senin (16/12/2024).
Kurniadi mengatakan pihaknya sangat mendukung program pemerintah untuk menaikkan mandat biodiesel menjadi B40. Menurutnya, program ini akan memberdayakan sumber daya perseroan, mengurangi fossil fuel, dan mendukung upaya go green.
NSSS menilai program B40 akan mendukung program pemerintah dan dunia untuk lebih ramah lingkungan.
Dia melanjutkan, selain biodiesel, permintaan CPO ke depannya juga akan dipengaruhi oleh efek cuaca. NSSS melihat saat ini kondisi cuaca dipenuhi dengan ketidakpastian, yang juga terjadi di negara lain yang merupakan penghasil minyak nabati.
Baca Juga
NSSS memperkirakan harga rata-rata CPO akan bertahan kuat pada 2025, dan tidak akan berbeda jauh dari tahun ini yang bahkan menyentuh 5.000 ringgit per ton.
"Tapi kalau mencapai 5.000 ringgit, rasanya agak sulit. Tapi mungkin kisaran 4.000 ringgit sampai 5.000 ringgit akan tercapai," ucapnya.
Dengan proyeksi harga tersebut, NSSS akan berupaya mempertahankan kinerjanya. Menurutnya, NSSS akan mengembangkan manajemen, melakukan penghematan, dan melakukan uji pupuk dan daun.
Di sisi lain, NSSS belum dapat menyampaikan target produksi perseroan untuk tahun depan. Namun, Kurniadi memastikan produksi CPO NSSS akan meningkat.
"Tapi angkanya masih kami pelajari, bagaimana kondisi cuacanya. Kami harus pelajari lebih lanjut. Namun, yang pasti kami proyeksi ada pertumbuhan," ujarnya.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.