Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup melemah seiring penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (12/12/2024). Namun, saham MAPI, ISAT, dan ANTM terpantau masih melaju di tengah penurunan tersebut.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini turun 2,04% atau 11,43 poin ke level 548,19. Tercatat, sebanyak 5 saham menguat, 18 saham terkoreksi, dan 4 saham stagnan.
Saham yang naik antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) tumbuh 2,83% menuju Rp1.455, saham PT Indosat Tbk. (ISAT) naik 1,61% ke Rp2.520, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) meningkat 0,94% menjadi Rp1.615.
Adapun saham yang turun di antaranya PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) sebesar 4,20% ke Rp685, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 3,84% menjadi Rp4.880, dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 3,32% ke Rp1.455.
Di sisi lain, IHSGditutup melemah 0,94% atau 70,51 poin menuju 7.394,24 hingga akhir perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 7.441,97 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya di 7.470,89.
Tercatat, sebanyak 227 saham menguat, 360 saham menurun, dan 359 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp12.704 triliun.
Baca Juga
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada sebelumnya telah memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariatif pada hari ini dengan kecenderungan melemah. Menurutnya, level support akan berada di 7.404 dan resistance 7.530.
Dia menuturkan bahwa secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk shooting star didukung indikator stochastic death cross pada area overbought. Hal tersebut mengartikan IHSG berpeluang besar mengalami penurunan.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai meski IHSG menguat pada perdagangan kemarin, tetapi pola-pola marubozu terhenti di dua hari terakhir. Hal ini mengindikasikan penurunan akumulasi jual, bahkan upper-shadow panjang kemarin mulai mengindikasikan adanya aksi ambil untung.
“Waspadai potensi pullback jangka pendek ke kisaran 7.400 – 7.450 dalam beberapa hari kedepan,” ujarnya dalam publikasi riset hari ini.
Valdy melanjutkan, setelah rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS), kini pasar menantikan data inflasi dari sisi produsen di November 2024 yang diperkirakan meningkat menjadi 2,60% YoY dari sebelumnya 2,40% YoY.
Menurutnya, kombinasi dua data inflasi baik dari sisi produsen maupun konsumen, akan menjadi perhatian utama Bank Sentral AS, The Fed, dalam merumuskan kebijakan suku bunga pada pertemuan minggu depan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.