Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.394,24 pada perdagangan hari ini, Kamis (12/12/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan pelemahan 0,94% atau 70,51 poin ke level 7.394,24 pada Kamis (12/12/2024).
IHSG berada di level terendah pada perdagangan hari ini yakni 7.380 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini di 7.470,89.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi saham yang diperdagangkan mencapai Rp11,19 triliun, volume transaksi 18,81 miliar lembar, dan frekuensi transaksi 1,20 juta kali.
Adapun, kapitalisasi pasar IHSG kali ini bergerak ke level Rp12.704 triliun.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 227 saham menguat, 360 saham melemah, dan 359 saham tak beranjak atau stagnan dari perdagangan sebelumnya.
Baca Juga
Pelemahan IHSG kali ini ditekan koreksi saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) hingga dua emiten bank pelat merah PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) & PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).
Sesaat setelah penutupan perdangan, saham DAAZ terkoreksi 11,65% ke level Rp5.500 per lembar. DAAZ berhasil menghimpun transaksi dengan nilai Rp112 miliar yang melibatkan 19 juta lembar saham.
Selain itu, AADI turut mencatatkan pelemahan saham 4,17% ke level Rp9.200 per lembar. AADI menghimpun transaksi dengan nilai Rp669 miliar yang melibatkan 72 juta lembar saham.
Selanjutnya, dua emiten bank pelat merah PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk. masing-masing susut 2,78% dan 2,74%.
Di sisi lain, emiten afiliasi Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) & PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi penopang indeks komposit kali ini, dengan penguatan masing-masing 8% dan 1,49%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan meski IHSG menguat pada perdagangan kemarin, tetapi pola-pola marubozu terhenti di dua hari terakhir. Hal ini mengindikasikan penurunan akumulasi jual, bahkan upper-shadow panjang kemarin mulai mengindikasikan adanya aksi ambil untung.
“Waspadai potensi pullback jangka pendek ke kisaran 7.400 – 7.450 dalam beberapa hari kedepan,” ujarnya dalam publikasi riset hari ini.
Valdy melanjutkan, setelah rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS), kini pasar menantikan data inflasi dari sisi produsen di November 2024 yang diperkirakan meningkat menjadi 2,60% YoY dari sebelumnya 2,40% YoY.
Menurutnya, kombinasi dua data inflasi baik dari sisi produsen maupun konsumen, akan menjadi perhatian utama Bank Sentral AS, The Fed, dalam merumuskan kebijakan suku bunga pada pertemuan minggu depan.
Di sisi lain, dari Eropa, pasar menantikan rilis data suku bunga ECB yang diperkirakan dipangkas menjadi 3,15% YoY dari 3,40% YoY. Tujuan ECB melanjutkan tren pemangkasan suku bunga di tahun ini adalah untuk menstimulus perekonomian.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariatif pada hari ini dengan kecenderungan melemah. Menurutnya, level support akan berada di 7.404 dan resistance 7.530.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.