Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel bakal meraih tambahan jaringan fiber optik sepanjang 8.101 km usai mengakuisi cucu perusahaan milik BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) senilai Rp645,45 miliar.
Mitratel secara resmi meneken akta jual beli saham atau share purchase agreement (SPA) dengan entitas anak PTPP, yakni PT PP Infrastruktur terkait dengan pelepasan seluruh kepemilikan saham di PT Ultra Mandiri Telekomunikasi.
Mitratel secara rinci mengambil alih 42.570 lembar saham kepemilikan PT PP Infrastruktur di PT Ultra Mandiri Telekomunikasi atau setara 99,30% saham. Adapun nilai transaksi tersebut mencapai Rp645,45 miliar.
Melalui jual beli saham ini, Mitratel akan mendapatkan tambahan jaringan fiber optik sepanjang 8.101 km dan billable length 12.524 km. Dengan demikian, total jaringan fiber MTEL bertambah dari 39.714 km menjadi lebih dari 47.800 km.
“Mitratel akan terus melakukan ekspansi secara selektif bukan hanya di bisnis menara namun juga di bidang fiber optik dan jasa penunjang lainnya,” ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Rabu (4/12/2024).
Theodorus Ardi atau akrab disapa Teddy menambahkan, aksi korporasi ini diharapkan dapat mendukung pemerataan akses telekomunikasi bagi masyarakat melalui penyediaan infrastruktur berkualitas untuk menyambut era 5G di Indonesia.
Baca Juga
Di samping itu, dia menyatakan akuisisi aset PTPP turut memiliki nilai strategis dalam memperkuat ekosistem bisnis, mempertahankan pangsa pasar MTEL, serta memacu konsolidasi bisnis di sektor menara hingga fiber optik.
“Kami konsisten dalam mengkonsolidasikan bisnis menara, fiber optik, dan jasa penunjang lainnya untuk membawa Mitratel sebagai digital infraco terbesar di Asia Pasifik,” ucap Teddy.
Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP I Gede Upeksa Negara mengatakan divestasi ini menjadi wujud keseriusan PTPP dalam mendorong industri infrastruktur telekomunikasi, sekaligus memperkuat portofolio perseroan.
Dia mengisahkan proses pelepasan saham PT Ultra Mandiri Telekomunikasi dilakukan secara bisnis komersial, diawali dengan penunjukan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebagai penasihat keuangan dan terbuka untuk umum.
Alhasil, dari beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya, terpilih 1 BUMN, 2 perusahaan swasta nasional, dan 1 perusahaan asing yang mengikuti beauty contest.
“Hal ini sejalan dengan upaya kami dalam memperkuat portofolio perusahaan untuk mendukung core business kami secara lebih terintegrasi,” ujar I Gede Upeksa.
_________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.