Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten pengelola jaringan restoran PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) atau KFC Indonesia dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) atau Pizza Hut mencatatkan kinerja keuangan jeblok hingga penutupan gerai akibat dampak aksi boikot. Ragam siasat kemudian dilakukan pada tahun ini dan tahun depan.
Berdasarkan laporan keuangan, FAST mencatatkan kerugian yang membengkak 266,45% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp557,08 miliar hingga kuartal III/2024, dari rugi Rp152 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan pun saat ini hanya mengoperasikan 715 gerai restoran KFC hingga 30 September 2024, dari sebelumnya 762 gerai per 31 Desember 2023. Sebanyak 47 gerai yang tutup itu juga menimbulkan konsekuensi terhadap efisiensi karyawan sebanyak 2.274 orang, yang tertulis dalam laporan keuangan.
Kemudian, pengelola Pizza Hut telah membukukan rugi bersih sebesar Rp96,71 miliar per kuartal III/2024, membengkak 148,25% yoy dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp38,95 miliar.
Jumlah gerai di Pizza Hut juga mengalami tren penurunan seiring dengan pembengkakan rugi. Per kuartal III/2024, jumlah gerai Pizza Hut di Indonesia mencapai 595 gerai, berkurang 17 gerai dalam kurun waktu setahun.
Emiten pengelola jejaring restoran lainnya PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) juga membukukan rugi bersih Rp79,13 miliar hingga kuartal III/2024, berbalik dari kondisi laba bersih Rp111,44 miliar hingga kuartal III/2023.
Baca Juga
MAPB merupakan emiten pengelola gerai makanan dan minuman dengan merek di antaranya Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, dan Subway.
Direktur Fast Food Indonesia Wahyudi Martono mengatakan bahwa isu boikot sejauh ini melanda produk-produk asal Amerika, dan KFC juga ikut terdampak karena berasal dari Amerika.
"Seruan boikot itu memang kita alami. Meskipun kita tidak terdaftar di dalam produk yang diboikot, tetapi karena KFC merupakan produk Amerika, kita juga sangat terdampak. Bukan terdampak saja, tapi sangat terdampak," katanya dalam Public Expose FAST pada beberapa waktu lalu.
Seiring dengan kinerja jeblok, ragam siasat pun dijalankan KFC. Wahyudi mengatakan bahwa salah satu strategi perseroan yang digencarkan adalah dengan melakukan marketing yang lebih agresif, baik menggunakan media elektronik maupun media konvensional, seperti televisi.