Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) memperluas saham-saham yang bisa ditransaksikan pada sesi prapembukaan pasar. Perluasan itu menyasar saham-saham di papan utama, new economy, dan papan pengembangan, selain saham-saham LQ45.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy menjelaskan Bursa memiliki sejumlah pertimbangan untuk memperluas saham-saham yang dapat ditransaksikan dalam sesi pre-opening. Pertimbangan pertama adalah untuk memberikan kesempatan bagi kelompok saham di luar konstituen indeks LQ45 untuk melakukan price discovery.
"Sehingga harga pembukaan saham berada pada harga terbaik sesuai dengan informasi pasar sebelum sesi perdagangan dimulai," kata Irvan, Senin (2/12/2024).
Pertimbangan kedua, penerapan perluasan jumlah saham untuk masuk ke dalam sesi pre-opening diharapkan dapat membantu mendistribusikan jumlah order secara lebih merata terhadap jumlah order yang masuk ke dalam sistem Perdagangan Bursa (JATS) pada detik awal pembukaan sesi I perdagangan. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada sistem di detik-detik awal sesi perdagangan.
Pertimbangan ketiga adalah untuk menyelaraskan dengan praktik umum pembukaan perdagangan di Bursa Regional lainnya.
Irvan juga menjelaskan pemilihan atas tiga papan tersebut karena ketiga papan tersebut merupakan papan yang sangat aktif ditransaksikan oleh investor dan berkontribusi terhadap 93% frekuensi transaksi, khususnya di sesi I.
Dengan demikian, hal tersebut akan memberikan manfaat dalam pendistribusian kapasitas order yang masuk ke dalam sistem JATS pada detik-detik awal sesi I perdagangan, dan juga memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan price discovery terhadap saham lain di luar konstituen indeks LQ45.
Sementara itu, untuk Papan Akselerasi yang merupakan papan pencatatan untuk mengakomodasi perusahaan tercatat dengan skala kecil dan menengah yang akan tercatat berdasarkan payung hukum POJK 53 & 54. Adapun, jenis investor yang diharapkan melakukan transaksi atas saham akselerasi merupakan sophisticated investor yang memang telah mempelajari dan memiliki minat khusus atas emiten tersebut.
"Hal ini yang melatarbelakangi Bursa tidak memasukkan saham-saham dalam papan akselerasi untuk masuk ke dalam sesi pre-opening," ucap Irvan.
Irvan juga menyebut salah satu manfaat sesi prapembukaan adalah sebagai media price discovery terhadap informasi yang beredar di pasar sebelum perdagangan dimulai sehingga investor dapat bertransaksi di harga terbaik yang telah menggambarkan seluruh informasi yang ada sejak sesi I perdagangan.
Sebelum adanya perluasan, sesi pre-opening di Bursa hanya dapat dilakukan oleh saham konstituen Indeks LQ45. Dengan adanya perluasan jumlah saham pada sesi pre-opening, hal ini memberikan kesempatan bagi investor untuk melakukan price discovery terhadap saham lain di luar konstituen indeks LQ45.
Sebagai informasi, sesi pra-pembukaan pasar saham pada Senin-Jumat berlangsung pada pukul 08.45.00 – 08.59.59 WIB. Pada periode 1 November 2024 hingga 31 Januari 2025, sebanyak 45 saham masuk dalam daftar saham yang diperdagangkan melalui prapembukaan di pasar reguler.
Berikut daftar kode saham yang diperdagangkan melalui prapembukaan di pasar reguler
(periode 1 November 2024-31 Januari 2025)
ACES |
BBCA |
ESSA |
ITMG |
PGEO |
ADMR |
BBNI |
EXCL |
JSMR |
PTBA |
ADRO |
BBRI |
GOTO |
KLBF |
SIDO |
AKRA |
BBTN |
ICBP |
MAPI |
SMGR |
AMMN |
BMRI |
INCO |
MBMA |
SMRA |
AMRT |
BRIS |
INDF |
MDKA |
TLKM |
ANTM |
BRPT |
INKP |
MEDC |
TOWR |
ARTO |
BUKA |
INTP |
MTEL |
UNTR |
ASII |
CPIN |
ISAT |
PGAS |
UNVR |