Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arsy Buana (HAJJ) Bidik Pendapatan Rp950 Miliar Tahun Ini

PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) menargetkan pendapatan hingga Rp950 miliar pada akhir 2024.
Jamaah calon haji Indonesia memanjatkan doa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati kaum muslim yang akan menunaikan ibadah shalat Magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah calon haji Indonesia memanjatkan doa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati kaum muslim yang akan menunaikan ibadah shalat Magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) menargetkan pendapatan hingga Rp950 miliar pada akhir 2024 seiring dengan peningkatan permintaan layanan umrah dan haji serta pengelolaan kamar hotel.

Sekretaris Perusahaan HAJJ, Agung Prabowo mengatakan selain target pendapatan, perusahaan juga mematok realisasi laba bersih sekitar sebesar Rp20 miliar-Rp25 miliar pada akhir 2024.

“Kami percaya target ini dapat tercapai melalui efisiensi dalam pengelolaan operasional dan fokus pada layanan utama yang telah terbukti memberikan kontribusi signifikan,” kata Agung dalam keterangannya, Senin (18/11/2024).

Dia menjelaskan perusahaan telah memaparkan berbagai rencana strategis untuk mendukung pertumbuhan bisnis, salah satunya adalah target pengelolaan 5.000 kamar hotel di Makkah dan Madinah pada 2027.

Upaya yang dilakukan HAJJ untuk mencapai target ini adalah akan memanfaatkan endanaan eksternal, termasuk melalui rencana penerbitan sukuk sebesar Rp100 miliar. Perkiraan tingkat bagi hasil sekitar 8%-9%, tergantung pada rating yang diperoleh dan tingkat suku bunga pada saat penerbitan.

“Kami optimis dapat mencapai target tersebut dengan peningkatan portofolio hotel yang dikelola, investasi strategis, serta dukungan pendanaan yang terukur sesuai dengan struktur permodalan perseroan,” katanya.

Di sisi lain, Direktur Utama HAJJ Saipul Bahri juga menyoroti soal pembentukan Badan Pengelola Haji (BPH) oleh pemerintah baru. Badan tersebut diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan tata kelola haji di Indonesia.

“Kami berharap pembentukan BPH dapat berdampak positif dan melibatkan perusahaan seperti kami untuk memberikan kontribusi dalam penyediaan akomodasi jamaah, mengingat besarnya kebutuhan kamar di kawasan ring 1 dan 2 Makkah,” jelasnya.

Di tengah ketegangan akibat konflik Timur Tengah, Perseroan tetap optimis bahwa bisnis tidak akan terdampak signifikan. Permintaan perjalanan ibadah dari negara-negara seperti Mesir, Tunisia, Maroko dan negara yang tidak terlibat dalam konflik secara langsung lainnya tetap stabil.

"Kami terus memperkuat jaringan melalui mitra strategis untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Saipul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper