Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melemah, Saham BBCA, BRMS, hingga TLKM ke Zona Hijau

IHSG dibuka melemah meski mampu berbalik ke zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (15/11/2024).
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (15/11/2024), tetapi mampu berbalik bergerak ke zona hijau. Sejumlah saham seperti BBCA, BRMS, hingga TLKM terpantau menguat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah pada posisi 7.192,21. IHSG sempat bergerak di rentang 7.189,93-7.196,50 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 25 saham menguat, 53 saham melemah, dan 867 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp12.128 triliun.

Beberapa saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBCA yang naik 0,50% ke level Rp10.150 per saham, lalu TLKM naik 0,79% ke level Rp2.550, dan saham AMMN naik 0,80% ke level Rp9.425 per saham.

Di sisi lain, saham BRMS naik 0,48% ke level Rp418 per saham, saham DAAZ naik hingga 24,77% ke level Rp2.670, dan saham NAIK menguat 15,46% ke level Rp224 per saham. 

Tim Riset Phintraco Sekuritas menuturkan pasar mengantisipasi rilis data penjualan ritel pada bulan Oktober 2024 di Amerika yang dijadwalkan rilis pada Jumat (15/11/2024) dan diperkirakan mengalami penurunan menjadi 0,3% month to month (MoM) dari 0,4% MoM di September 2024. 

Hal tersebut menunjukkan konsumsi domestik di Amerika sedang mengalami pelemahan. Di waktu yang sama, Amerika juga dijadwalkan merilis data Ekspor dan Impor Price di bulan Oktober 2024 yang diperkirakan mengalami perbaikan dari bulan sebelumnya.

Phintraco Sekuritas juga menyebut katalis positif datang dari pasar domestik, dengan rilis data Neraca Perdagangan Indonesia bulan Oktober 2024 di Jumat (15/11/2024) diperkirakan akan mengalami surplus US$3,35 miliar lebih tinggi dibandingkan surplus US$3,26 miliar di September 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper