Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Sentuh Rp15.840 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.840 pada perdagangan hari ini, Kamis (14/11/2024).
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.840 pada perdagangan hari ini, Kamis (14/11/2024). Rupiah melemah di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,35% ke Rp15.840 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,09% ke 106,57.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Mata uang yang dibuka melemah tersebut di antaranya adalah yen Jepang turun 0,26%, won Korea Selatan melemah 0,28%, dolar Hong Kong turun 0,01%, dolar Singapura turun 0,19%, dan yuan China melemah 0,14%.

Kemudian ringgit Malaysia melemah 0,64%, peso Filipina turun 0,11%, rupee India menguat 0,01%, dan baht Thailand melemah 0,37%. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp15.770-Rp15.850 per dolar AS untuk perdagangan hari ini. 

Melansir Reuters, dolar AS kembali mencapai level tertinggi dalam setahun terhadap mata uang utama pada hari ini. Hal ini sebagai hasil dari momentum kemenangan Donald Trump dalam pemilu, yang menurunkan peningkatan ekspektasi untuk pelonggaran oleh Federal Reserve.

Tarif perdagangan yang lebih tinggi dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat di bawah pemerintahan Trump yang akan datang diperkirakan akan memicu inflasi, yang berpotensi memperlambat siklus pemotongan suku bunga oleh The Fed dalam jangka panjang. 

Harapan untuk peningkatan pengeluaran defisit yang lebih dalam mengangkat imbal hasil Treasury, memberikan dukungan tambahan bagi dolar.

Partai presiden terpilih, Partai Republik akan mengendalikan kongres saat Trump menjabat pada bulan Januari. Hal ini diperkirakan akan memberikan kekuasaan penuh kepada Trump untuk mendorong agendanya.

"Meskipun tren tidak berlangsung selamanya, hingga ekonomi AS mulai melemah, kemungkinan posisi dolar AS yang semakin kuat," kata Kepala Riset Pepperstone, Chris Weston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper