Bisnis.com, JAKARTA — PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) mengejar target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% hingga akhir 2024.
Direktur Utama PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) Mahar Atanta Sembiring mengatakan bahwa pendapatan DAAZ sebagian besar bersumber dari kontribusi perdagangan sebesar 70%.
"Apakah bisa memenuhi target? mudah-mudahan, paling tidak mendekati. Kalau misalnya melihat sejarah kami, itu di atas 20%. Biasanya kalau kami lihat dari tahunannya, itu di atas 20%, tumbuh dari tahun ke tahun," katanya saat Konferensi Pers di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (11/11/2024).
Dia menjelaskan bahwa kinerja DAAZ sempat mengalami sedikit tekanan produksi pada awal tahun ini, sehingga menimbulkan keterlambatan yang berimbas ke perdagangan.
Namun belakangan, dia mengatakan bahwa sejak Maret 2024 volume produksi DAAZ sudah mulai berubah dan mengalami perbaikan.
"Masalahnya adalah Januari, Februari memang produksi sedikit tertekan, tapi ini kami coba kejar pada awal tahun. Mulai dari Maret, April [2024] dan seterusnya kami justru melihat sudah semakin banyak, ada volume produksi yang berubah," ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengungkap harapannya agar DAAZ bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan 20% hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan prospektus, pendapatan DAAZ dan perusahaan anak untuk periode 4 bulan yang berakhir pada 30 April 2024 adalah sebesar Rp2,58 triliun.
Pendapatan tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp91,1 miliar apabila dibandingkan periode 4 bulan yang berakhir pada 30 April 2023 sebesar Rp2,49 triliun. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan penjualan nikel dan penjualan solar.
Untuk diketahui, PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (11/11/2024).
DAAZ bergerak dalam bidang usaha perdagangan besar logam dan bijih logam, dan aktivitas perusahaan holding, dan menjadi perusahaan ke-37 yang tercatat di BEI pada 2024.