Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAAZ Raup Dana Rp264 Miliar dari IPO, Intip Rencana Penggunaannya

Daaz Bara Lestari (DAAZ) akan menggunakan sebesar 33,34% dari dana IPO untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja, serta 66,66% untuk pinjaman anak perusahaan.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (11/11/2024), setelah merampungkan aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Dalam aksi korporasi itu DAAZ meraup dana segar Rp264 miliar.

Direktur Keuangan DAAZ Muljanto mengatakan rasa optimistis melihat antusiasme dari para investor BEI terhadap IPO perusahaan. 

"Suksesnya penawaran umum ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis dan potensi pertumbuhan jangka panjang DAAZ. Oversubscription atas saham Perseroan menjadi tambahan energi dan semangat bagi kami, karena walaupun banyak emiten baru yang menjalankan IPO tetapi penawaran umum DAAZ juga tetap menarik perhatian masyarakat," katanya di Gedung BEI, Senin (11/11/2024).

Berdasarkan prospektus, dana hasil IPO DAAZ sebagian besar akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan. Perusahaan akan menggunakan sebesar 33,34% dari dana IPO untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja. 

Dari alokasi tersebut, sekitar Rp86,77 miliar akan digunakan DAAZ untuk pembelian bijih nikel. Pembelian itu pada perjanjian jual beli bijih nikel pada 1 Mei 2024 antara DAAZ dengan PT Gag Nikel dan perjanjian jual beli bijih nikel pada 28 Februari 2024 antara DAAZ dengan PT Nusajaya Persadatama Mandiri.

Lalu, sekitar Rp1,23 miliar sebagai modal kerja yang akan digunakan antara lain untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik.

Kemudian, 66,66% akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan, yaitu PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE) dengan porsi yang sama.

Nantinya, BMD akan menggunakan mayoritas dana untuk pembelian batu bara yang mengacu pada perjanjian jual beli pada 3 Januari 2024 antara BMD dengan PT Titan Infra Energy. Perjanjian yang berakhir pada 31 Desember 2024 akan diperpanjang oleh BMD sebelum masa akhir perjanjian tersebut.

Adapun, PT Indo Lautan Energi (ILE) akan menggunakan mayoritas dana pinjaman dari DAAZ untuk pembelian bahan bakar solar, mengacu pada perjanjian yang saat ini sudah ada, yaitu perjanjian penjualan bahan bakar pada 10 Agustus 2023 antara ILE dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia.

Dalam IPO, DAAZ melepas 300 juta saham atau 15,02% dari total saham yang dicatatkan kepada investor publik. Saham tersebut dibanderol Rp880 per saham. PT Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek sekaligus penjamin emisi efek dalam IPO ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper