Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Pilpres AS Bikin Was-Was Pasar Saham RI

Kinerja IHSG jeblok dan pasar saham Indonesia mencatatkan net sell asing sejak Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden RI
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) jeblok dan pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing dalam dua pekan perdagangan berturut-turut sejak Prabowo Subianto dilantik jadi Presiden RI per 20 Oktober 2024. Faktor eksternal dari pilpres AS dinilai menjadi salah satu katalis.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepekan perdagangan setelah Prabowo dilantik yakni 21 Oktober 2024 sampai dengan 25 Oktober 2024, tercatat net sell asing di pasar saham sebesar Rp3,62 triliun.

Sepekan setelahnya atau pekan kedua pemerintahan baru Presiden RI Prabowo Subianto, yakni 28 Oktober 2024 sampai dengan 1 November 2024, terjadi net sell asing di pasar saham sebesar Rp2,64 triliun.

Meskipun, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai bersih pembelian atau net buy asing sebanyak Rp38,25 triliun sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Adapun, seiring dengan catatan net sell asing di pasar saham, indeks harga saham gabungan mencatatkan pelemahan setidaknya dalam dua pekan setelah Prabowo dilantik. IHSG membukukan pelemahan sebesar 2,46% pada posisi 7.505,25 per akhir pekan lalu, Jumat (1/11/2024) dari 7.694,66 pada pekan sebelumnya.

Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/11/2024), IHSG pun mencatatkan pelemahan 0,34% ke level 7.479,5.

IHSG kemudian menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (11/10/2024) ke level 7.491,93. Namhn, pasar saham Indonesia masih mencatatkan net sell asing sebesar Rp102,3 miliar pada perdagangan hari ini.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan yang membuat IHSG terbebani dan asing catatkan net sell adalah karena faktor eksternal.

"Adanya ketidakpastian, pelemahan ekonomi, dan tensi geopolitik, serta faktor wait and see menjelang Pilpres AS sehingga dolar AS menguat," ujarnya, Selasa (5/11/2024).

Adapun, sejumlah saham yang menjadi pemberat IHSG serta mendorong keluarnya aliran dana asing adalah saham-saham bank jumbo.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya mencatatkan net sell asing Rp962,34 miliar dalam sepekan terakhir. Lalu, net sell asing atas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencapai Rp755,08 miliar dalam sepekan. Selain itu, net sell asing PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencapai Rp547,66 miliar dalam sepekan.

"Ke depannya masih ada peluang untuk kembali inflow dana asing setelah semua sentimen negatif mereda dan mulai mendekati window dressing," tutur Sukarno.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper