Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerak Lesu Saham Keluarga Cendana saat Prabowo Subianto Duduki Kursi Presiden

Sejumlah saham yang terafiliasi keluarga Cendana terpantau bergerak lesu saat Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi Presiden RI ke-8.
Prabowo Subianto menyampaikan pidato usai dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029 pada sidang paripurna MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Prabowo Subianto menyampaikan pidato usai dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029 pada sidang paripurna MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA — Prabowo Subianto telah dilantik sebagai Presiden RI ke-8 pada kemarin, 20 Oktober 2024. Prabowo sempat menjadi bagian dari Keluarga Cendana karena merupakan mantan menantu dari Presiden RI ke-2, Soeharto.

Prabowo merupakan mantan suami dari anak Soeharto, Titiek Soeharto. Keduanya menikah pada 1983 saat Soeharto menjabat sebagai presiden, lalu bercerai beberapa bulan sebelum Soeharto lengser. 

Sementara itu, setelah Soeharto lengser, Keluarga Cendana masih memiliki sederet portofolio saham hingga saat ini. Sejumlah portofolio saham itu dikendalikan oleh satu entitas bernama Humpuss, di mana 60% kepemilikan dikuasai oleh anak kelima Soeharto, Tommy Soeharto. Selain itu, 40% saham Humpuss dikuasai oleh anak kedua Soeharto, Sigit Harjojudanto.

Kemudian, emiten yang terafiliasi dengan Keluarga Cendana itu antara lain PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) dan PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI).

Terdapat satu emiten baru yang juga dikendalikan Keluarga Cendana yakni pengelola lapangan golf PT Intra GolfLink Resorts Tbk. (GOLF).

Dalam prospektusnya, saham GOLF saat ini sebesar 98,33% dimiliki oleh PT Bali Pecatu Graha dan 1,67% dimiliki oleh PT Mandalapratama Permai. Kedua saham perusahaan ini digenggam oleh PT Humpuss Land.

Sementara itu, saat Prabowo yang pernah menjadi bagian dari Keluarga Cendana itu kemudian dilantik menjadi Presiden RI, gerak saham emiten Keluarga Cendana ini kurang bergeliat.

Saham HUMI misalnya malah jeblok 3,08% ke level Rp63 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (18/10/2024) jelang Prabowo dilantik. Kemudian, pada hari ini harga saham HUMI stagnan di level Rp63. Harga saham HUMI pun telah ambrol 58,28% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Begitu juga dengan HITS yang telah mencatatkan penurunan harga saham 0,68% pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu ke level Rp294. Meskipun, pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (21/10/2024) atau setelah Prabowo dilantik, harga saham HITS naik 1,36% ke level Rp298. Akan tetapi, harga saham HITS tetap jeblok 20,74% ytd.

Hanya GOLF yang mencatatkan kinerja saham menguat 0,88% ke level Rp230 pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga saham GOLF pun telah menguat 11,65% sejak melantai di Bursa atau mencatatkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada Juli 2024.

Sebelumnya, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pasar akan menyambut positif transisi pemerintahan kepada Prabowo karena stabilitas politik terjaga. Momen-momen seperti pemilihan menteri, terutama menteri terkait ekonomi pun memberikan optimisme pasar.

"Transisi akan berjalan mulus karena ini menyangkut stabilitas politik dan akan memberikan optimisme bagi para pelaku investor," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Menurutnya, setelah pelantikan, sejumlah saham menarik untuk diperhatikan termasuk saham terkait keluarga Prabowo. Namun, investor tetap mesti memerhatikan aspek likuiditas dari saham di pasar.

"Jangan cari yang tidak likuid, saham-saham afiliasi ini kan kebanyakan bukan dari LQ45,” kata Nafan.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper