Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Timur Tengah Berisiko Tekan Pasokan, Harga Minyak Perlahan Memanas

Harga minyak naik tipis pada hari ini, Kamis 17 Oktober 2024 seiring dengan sikap pasar yang mempertimbangkan potensi risiko pasokan dari Timur Tengah.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik tipis pada Kamis (17/10/2024) seiring dengan sikap pasar yang mempertimbangkan potensi risiko pasokan dari Timur Tengah dengan prospek permintaan global yang lemah.

Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau naik 0,64% ke level US$70,84 per barel setelah tergelincir 0,3% pada perdagangan Rabu (16/10/2024) kemarin. Sementara itu, harga minyak jenis Brent terpantau naik 0,61% ke posisi US$74,67 per barel. 

Adapun, harga minyak benchmark AS telah turun hampir 7% dalam dua sesi pertama minggu ini setelah laporan bahwa Israel akan menghindari serangan terhadap fasilitas minyak mentah Iran sebagai pembalasan atas serangan 1 Oktober. 

Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh sentimen dari Timur Tengah. Israel meningkatkan serangan udara di Lebanon, sementara Iran melaporkan kebocoran minyak di dekat terminal utama, sehingga meningkatkan perhatian pada fasilitas ekspor negara tersebut. 

Harga minyak telah terpukul bulan ini karena kekhawatiran akan meningkatnya konflik di Timur Tengah, yang memasok sekitar sepertiga minyak mentah dunia, telah berkurang dengan meningkatnya sinyal bearish

International Energy Agency (IEA) mengatakan, meningkatnya produksi dari luar OPEC dan pertumbuhan permintaan yang lamban akan menghasilkan surplus yang cukup besar tahun depan. Hal tersebut dapat terjadi jika tidak ada gangguan besar terhadap aliran minyak.

Sementara itu, sebuah kelompok industri melaporkan stok minyak mentah AS turun 1,6 juta barel pada pekan lalu. Ini akan menjadi penurunan pertama dalam tiga minggu jika dikonfirmasi oleh data resmi pada Kamis malam. 

Selain itu, pelaku pasar juga akan mengamati laporan singkat kebijakan perumahan di China, setelah kekecewaan atas laporan kebijakan fiskal sebelumnya memicu kekhawatiran atas permintaan di negara importir terbesar di dunia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper