Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Batu Bara Jadi Baterai Listrik, Bukit Asam (PTBA) Gandeng Raksasa China CATL

Bukit Asam (PTBA) menggandeng CATL untuk pengembangan bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion).
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA)  di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menggandeng raksasa baterai listrik China, Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) untuk pengembangan bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). 

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan kerja sama itu bagian dari upaya PTBA untuk mendorong hilirisasi batu bara ke dalam industri baterai listrik. 

“Kami sebenarnya kemarin sudah join sama CATL, untuk cathode material-nya dari CATL,” kata Dilo di Jakarta, Selasa (15/10/2024). 

Sebelumnya, PTBA turut menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk pilot project konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet.

Artificial graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda. Adapun anode sheet adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif), salah satu komponen penting untuk baterai Li-ion.

Hanya saja, Dilo mengatakan, pilot project konversi batu bara menjadi bahan baku baterai tersebut masih perlu pengembangan lebih lanjut. 

Dia menargetkan produksi komersial skala besar bisa dikejar pada 2028 mendatang. Saat ini, holding tambang pelat merah tengah mendorong PTBA untuk meningkaktan kualitas bahan baku baterai setrum tersebut. 

Conductivity-nya terus setelah itu density-nya masih belum sesuai dengan kelas internasional, ini memang harus ditingkatin,” kata dia. 

Sementara itu, PTBA tengah menjajaki kemungkinan kerja sama strategis dengan East China Engineering Science and Technology Co.LTD. untuk melanjutkan program gasifikasi batu bara menjadi dimethly ether (DME) yang terkendala isu teknologi dan keekonomian proyek. 

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, perusahaan China itu menjadi calon mitra paling kuat belakangan yang diharapkan dapat menggantikan Air Products & Chemical Inc (APCI), perusahaan Amerika Serikat yang jadi rekanan awal PTBA dalam proyek gasifikasi batu bara tersebut.  

“Di China itu ada beberapa perusahaan yang memproduksi DME, nah dari yang beberapa itu yang paling serius dengan kami ini East China Engineering Science and Technology,” kata Arsal saat Press Conference Kinerja PTBA Tahun Buku 2023 di Jakarta, Jumat (8/3/2024). 

Arsal mengatakan, perseroan saat ini tengah mematangkan persoalan keekonomian proyek yang relatif belum ketemu bersama dengan mitra awal sebelumya. 

Perusahaan telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial.

Perseroan telah mengantongi izin kawasan ekonomi khusus atau KEK di atas lahan seluas 164 hektare (ha) untuk proyek hilirisasi batu bara. Adapun, PTBA telah berhasil melakukan pembebasan lahan mencapai 163,87 ha atau 99,9% dari keseluruhan kawasan hingga November 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper