Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2024) ke level Rp15.633,5 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,14% atau 21,5 poin ke level Rp15.633,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,03% ke level 102,51.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,04%, dolar Taiwan menguat 0,16%, won Korea Selatan menguat 0,2%, dan baht Thailand mengut 0,27%.
Namun, sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan. Dolar Singapura misalnya melemah 0,02%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, serta yuan China melemah 0,05%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2024), mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.640 - Rp15.740 per dolar AS.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi rupiah. Dari luar negeri, investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS setelah laporan pekerjaan yang kuat pekan lalu memupuskan harapan untuk penurunan suku bunga yang besar.
Para pedagang telah mengubah secara drastis ekspektasi pelonggaran moneter mereka dari The Fed tahun ini. Pasar tidak lagi sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pada November 2024 dan memperkirakan peluang 86% untuk penurunan 25 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Adapun, fokus investor pekan ini adalah laporan inflasi yang akan dirilis pada Kamis (10/10/2024) serta risalah rapat The Fed September yang dijadwalkan akan dirilis pada hari ini.
Sementara, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah memberikan sentimen risiko. Dari China, pasar ekuitas kembali dibuka dengan kuat setelah libur sepekan, tetapi membatasi beberapa kenaikan karena optimisme seputar langkah-langkah stimulus sedikit goyah seiring kurangnya perincian.
Dari dalam negeri, Bank Dunia mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 dan 2025, yang masing-masing menjadi sebesar 5% dan 5,1%.
Sebelumnya, dalam perkiraan Bank Dunia yang rilis pada April lalu, estimasi ekonomi Indonesia ada di angka 4,9% pada 2024 dan 5% pada 2025.