Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jus Jeruk Melonjak akibat Badai Milton di AS

Harga jus jeruk di bursa komoditas meningkat akibat ancaman Badai Milton di wilayah penghasil utama jeruk, Florida, AS.
Jeruk jatuh ke tanah di Mixon Fruit Farms, Florida, Amerika Serikat setelah Badai Ian melanda wilayah tersebut pada Rabu (5/10/2022). / Bloomberg-Tristan Wheelock
Jeruk jatuh ke tanah di Mixon Fruit Farms, Florida, Amerika Serikat setelah Badai Ian melanda wilayah tersebut pada Rabu (5/10/2022). / Bloomberg-Tristan Wheelock

Bisnis.com, JAKARTA — Harga jus jeruk di bursa perdagangan naik saat Badai Milton mendekati daratan Florida, Amerika Serikat (AS). Para petani jeruk di sana dievakuasi karena badai menguat dengan cepat dalam 24 jam.

Dilansir dari Bloomberg, harga berjangka jus jeruk di pasar komoditas New York naik hingga 3% saat badai terjadi. Penyebabnya, kebun jeruk di wilayah penghasil utama berada di jalur potensial badai.

Pohon-pohon jeruk di sana ada dalam kondisi yang bahaya, padahal baru pulih dari dampak Badai Ian pada 2022 silam.

Ahli meteorologi Best Weather Inc., Jim Roemer mengatakan bahwa jalur badai yang melintasi wilayah selatan Tampa, AS dapat merusak hingga 20% kebun.

Adapun, Commodity Weather Group mengatakan potensi kerusakan akibat angin dari badai tersebut dapat mengancam dua pertiga produksi jeruk di Florida Utara.

Direktur Eksekutif Highlands County Citrus Growers Association, Ray Royce menjelaskan bhawa para petani sedang bersiap menghadapi ancaman angin kencang pada Rabu—Kamis (9—10 Oktober 2024).

Badai dapat merontokkan buah yang sedang tumbuh di pohon, sedangkan hujan dapat memengaruhi sistem akar dan membuat pohon yang sudah tertekan oleh penyakit menjadi rentan tercabut.

"Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk melindungi pohon atau melindungi buah. Terlalu dini untuk memanen buah terlebih dahulu," ujar Royce, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (8/10/2024).

Salah seorang petani di Highlands County, Trevor Murphy mengatakan bahwa dia sedang mempersiapkan diri dengan mengisi tangki bahan bakar dan memastikan bahwa infrastruktur seperti sistem drainase berfungsi dengan baik.

Dia memperkirakan kemungkinan kerusakan pada pohon-pohonnya, beberapa di antaranya akan dipanen dalam waktu kurang dari 60 hari. Namun, tingkat kerusakan akan bergantung pada kecepatan angin.

"[Badai] adalah permainan menunggu hingga lintasannya mengeras," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper