Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Nasib Saham Astra (ASII) di Tengah Tebaran Dividen Interim

Astra bersiap untuk menebar dividen interimnya kepada pemegang saham pada bulan ini. Bagaimana proyeksi laju sahamnya?
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) bersiap untuk menebar dividen interimnya kepada pemegang saham pada bulan ini. Bagaimana proyeksi laju sahamnya?

ASII sendiri berencana membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai Rp3,96 triliun atau setara dengan Rp98 per saham kepada para investor.

Di tengah momentum tebaran dividen interim emiten Grup Astra, saham ASII berkinerja moncer. Harga saham ASII naik 2,45% ke level Rp5.225 per saham pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (8/10/2024).

Harga saham ASII menguat 3,98% dalam sebulan, meskipun masih di zona merah sepanjang tahun berjalan atau turun 7,52% secara year to date (YtD).

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan seiring dengan tebaran dividen, harga saham Astra sudah terkonsolidasi.

"Sekarang agak relatif terkonsolidasi seiring dividen interim yang diumumkan. Investor melakukan aksi profit taking bertahap," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (8/10/2024).

Menurutnya, pada awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen atau ex dividen, harga saham Astra kemungkinan akan terdepresiasi.

"Investor kemudian accumulative buy saat dapat harga yang terdiskon," tuturnya.

Menurut Nafan, saham Astra memiliki prospek yang cerah. Sebab, perseroan memiliki komitmen untuk menerapkan good corporate governance yang baik.

ASII sendiri diproyeksikan akan mendapatkan katalis positif untuk bisnis otomotif, dari permintaan kredit kendaraan yang meningkat saat terjadinya tren penurunan suku bunga acuan.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed dan Bank Indonesia (BI) sendiri telah menurunkan suku bunga acuannya sejak bulan lalu, dan kemungkinan akan berlanjut pada akhir tahun ini.

"Penurunan suku bunga acuan bisa meningkatkan kinerja bottom line dan top line ASII," ujar Nafan.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan accumulative buy untuk ASII dengan target harga terdekat Rp5.250 per saham.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan di bisnis otomotif, ASII memiliki peluang untuk perbaikan kinerja keuangan dan kinerja sahamnya pada paruh kedua 2024, seiring dengan adanya sentimen positif potensi pemangkasan suku bunga The Fed yang diikuti oleh penurunan suku bunga BI.

"Adanya pemangkasan suku bunga dapat mendorong kinerja emiten otomotif sehingga kinerja sahamnya kembali menarik, dilirik oleh para investor," ujarnya.

Selain pemangkasan suku bunga, sentimen positif lainnya yaitu adanya strategi-strategi baru untuk mencapai perbaikan kinerja, potensi pemulihan ekonomi, kredit kendaraan yang murah, dan minat konsumen terhadap kendaraan meningkat. 

Adapun, dilansir dari Bloomberg, konsensus analis menunjukkan bahwa sebanyak 26 sekuritas dari berbagai perusahaan sekuritas yang mengulas saham ASII menyematkan rekomendasi beli. Terdapat lima analis merekomendasikan hold, serta dua analis merekomendasikan jual. Target harga saham ASII berada di level Rp5.752 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper