Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis indeks harga saham gabungan (IHSG) berkinerja moncer pada akhir tahun ini seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan The Fed yang akan berlanjut.
Pada September 2024, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed telah menurunkan suku bunga acuannya 50 basis poin ke level 4,75%-5,0%.
Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan The Fed menyiratkan narasi yang dipandang oleh para analis, akan kembali menurunkan tingkat suku bunganya dua kali lagi sampai dengan akhir 2024.
"Apabila kita perhatikan kondisi kemarin, ketika informasi The Fed akan menurunkan FFR [Fed Fund Rate], investor sudah melakukan pricing in pada Agustus 2024 dan awal September 2024.
Kami melihat bahwa kebijakan suku bunga The Fed akan memberikan sentimen positif di pasar modal Indonesia," ujarnya dalam jawaban tertulis, Rabu (2/10/2024).
Baca Juga
Meski begitu, menurutnya optimisme pelaku di pasar modal harus diimbangi dengan kehati-hatian.
"Investor harus tetap mewaspadai potensi volatilitas yang masih mungkin terjadi, akibat perkembangan tensi geopolitik, pertumbuhan ekonomi global dan faktor domestik dengan berbagai sentimennya, baik positif maupun negatif," tutur Inarno.
Sebelumnya, dia menjelaskan bahwa IHSG sampai dengan perdagangan 27 September 2024 telah mencatatkan penguatan 5,83% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) dan ditutup di level 7.696,92.
"Sejalan dengan pergerakan pasar global yang didorong oleh sentimen positif penurunan suku bunga acuan, pasar saham domestik pada September 2024 menguat, bahkan sempat catatkan level tertinggi 7.905 pada 19 September 2024," ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Selasa (1/10/2024).
Adapun, untuk intraday IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di level 7.910.
Menurutnya, penguatan IHSG juga disertai dengan derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia. Tercatat, non residen mencatatkan net buy di pasar saham pada September 2024 sebesar Rp25 triliun atau net buy Rp52,75 triliun ytd.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.875 triliun pada September 2024, naik 10,37% ytd.
Akan tetapi, pada perdagangan hari ini, Selasa (2/10/2024), IHSG melemah 1,03% atau 78,87 poin ke level 7.563,26. IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp14,44 triliun dan dengan volume saham mencapai 33,19 miliar lembar saham. Adapun, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,5 juta kali.