Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Pelonggaran Moneter The Fed & BI, Pasar Modal Kian Menarik?

Pelonggaran moneter diperkirakan membuat IHSG dan pasar obligasi dalam negeri semakin menarik untuk dicermati investor ke depan.
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan moneter The Fed dan Bank Indonesia yang makin longgar diramal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar obligasi kian menarik.

Pada pekan lalu, The Fed dan Bank Indonesia (BI) kompak menurunkan tingkat suku bunga acuan masing-masing sebesar 50 dan 25 basis poin. Pemangkasan ini membuat suku bunga The Fed berada di kisaran 4,75% – 5%, sedangkan BI rate sebesar 6%. 

Chief of Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta mengatakan BI memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed akan mencapai 75 basis poin (bps) pada 2024. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 50 bps. 

“Bank Indonesia juga menilai penurunan suku bunga BI yang lebih cepat dibandingkan The Fed didorong kepastian terkait pemangkasan suku bunga di AS, penguatan rupiah, inflasi yang rendah, serta kebutuhan untuk mendukung perekonomian, pembiayaan fiskal, dan sektor perbankan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9/2024).

BI turut memperkirakan kredit akan tumbuh mencapai batas atas target 10% – 12% pada 2024, dengan kontribusi signifikan dari sektor tersier dan industri yang menciptakan lapangan kerja. 

Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menuturkan penurunan suku bunga The Fed membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan BI lebih lanjut, sehingga IHSG berpeluang mencapai level 8.000 hingga akhir tahun.

“Melihat pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal, penguatan nilai tukar rupiah, disertai dengan masih menariknya valuasi pasar saham, kami melihat peluang yang lebih tinggi bagi IHSG untuk mencapai skenario bull-case kami di 8.000 pada akhir tahun ini,” ucapnya.

Menurutnya, sektor yang cukup sensitif terhadap penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar rupiah, seperti keuangan, consumer staples, properti, serta saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah tetap menjadi pilihan Mandiri Sekuritas.

Sementara itu, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas menilai penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap pasar obligasi.

Dia menyatakan ketika suku bunga mengalami penurunan, instrumen obligasi akan diminati karena investor dapat meraih imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga.

“Tingkat imbal hasil obligasi yang cukup tinggi di Indonesia diminati bukan hanya oleh investor lokal, tapi juga asing. Hal ini didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi, inflasi yang cukup rendah, tingkat utang yang terjaga, dan kondisi politik yang relatif stabil,” tuturnya.

Mandiri Sekuritas memproyeksikan pemotongan suku bunga Bl masih akan terus berlangsung, dengan perkiraan mencapai 150 bps dalam siklus pelonggaran.

Hal tersebut akan membawa terminal suku bunga menjadi 4,75%, dengan total pemangkasan 75 bps kemungkinan dilakukan pada tahun ini. Hal tersebut mendekatkan suku bunga riil BI ke rata-rata jangka panjang sekitar 1,7%, turun dari posisi 3,4%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper