Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 24 emiten yang masih berada dalam antrean atau pipeline untuk menggelar rights issue per 20 September 2024.
Sebagian besar emiten dalam antrean rights issue itu berasal dari perusahaan di sektor consumer cylicals dan finansial. Sampai saat ini, BEI telah mencatat 15 perusahaan yang menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp34,42 triliun.
"Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna lewat keterangan tertulis, dikutip Senin (23/9/2024).
Berdasarkan data BEI, sejumlah perusahaan yang mengantre dalam pipeline rights issue itu di antaranya 1 perusahaaan di sektor basic materials, 8 perusahaan di consumer cyclicals, 4 perusahaan di sektor consumer non-cyclicals, 4 perusahaan di sektor energi, 5 perusahaan di sektor finansial.
Selanjutnya, antrean rights issue itu berasal dari 1 perusahaan di sektor infrastruktur dan 1 perusahaan di sektor transportasi dan logistik.
Sebelumnya, sejumlah emiten yang menjalankan aksi right issue atau penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada pertengahan tahun ini. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), misalnya, menjalankan aksi rights issue atau PMHMETD VII sebanyak 1,31 miliar saham dengan nilai nominal saham baru Rp100.
Harga pelaksanaan sebesar Rp300 per saham sehingga seluruhnya berjumlah senilai Rp393,5 miliar yang berasal dari saham portepel perseroan dan akan dicatatkan di BEI.
PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) menggelar PMHMETD VI kepada para pemegang saham alias rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11,7 miliar saham baru.
Adapun, ke depan, emiten milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Land Tbk. (KPIG) bersiap untuk menggelar aksi rights issue maksimal 8,86 miliar lembar.
Aksi korporasi ini akan dilakukan dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 10% saham dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor MNC Land. Right issue dilakukan untuk mendanai proyek KEK Lido.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.