Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso memastikan pemegang saham masih merencanakan penawaran umum saham perdanana atau initial public offering (IPO) untuk PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum).
Rencana itu beriringan dengan ambisi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membawa holding tambang pelat merah atau MIND ID ikut melantai di pasar modal.
“Kita lagi mengutamakan pengembangan proyeknya dulu supaya nanti pas [Inalum] IPO nanti lebih berisi,” kata Hendi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Hendi mengatakan holding tambang masih menyiapkan sejumlah upaya untuk meningkatkan kapitalisasi pasar perusahaan yang mengurusi turunan bauksit hingga jadi aluminium tersebut.
Hendi enggan berkomentar ihwal lini waktu atau timeline penawaran saham Inalum tersebut. Menurut dia, konsen saat ini berkaitan dengan penciptaan nilai tambah perusahaan.
“Yang Inalum, nanti kita masih dalam pengembangan proyek dulu,” kata dia.
Baca Juga
Kendati demikian, dia tidak ingin bicara banyak soal rencana IPO MIND ID. Dia menuturkan belum ada pembicaraan spesifik ihwal rencana IPO holding tambang pelat merah tersebut bersama dengan Kementerian BUMN.
Seperti diketahui, Inalum tengah menyelesaikan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) fase I, Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek pabrik pemurnian bauksit ini merupakan usaha patungan antara Inalum yang memegang 60% saham dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang menghimpit 40% sisa kepemilikan.
SGAR Mempawah fase I dengan nilai investasi mencapai US$831,5 juta rencananya bakal menambah kapasitas produksi smelter grade alumina (SGA) mencapai 1 juta ton, dengan kapasitas serap bauksit dari hulu sebesar 3 juta ton.
Di sisi lain, ANTM bersama dengan Inalum berencana untuk melanjutkan pengerjaan SGAR Mempawah untuk fase II dengan potensi tambahan kapasitas produksi alumina mencapai 1 juta ton hingga 2 juta ton nantinya.
Adapun, kebutuhan investasi untuk proyek tahap dua tidak berbeda dengan fase I.
Sebelumnya, Inalum berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024. Namun, karena pertimbangan proyeksi kondisi pasar modal yang melambat pada tahun pemilu membuat Inalum menunda rencana tersebut.
Inalum turut menargetkan persiapan terkait rencana prapenawaran umum saham perdana atau pre-initial public offering (IPO) rampung pada tahun ini.
Hanya saja, rencana itu molor dari perkiraan awal selepas pergelaran pemilihan presiden atau Pilpres pada Februari 2024 lalu.
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende mengatakan IPO menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pendanaan terkait dengan agenda ekspansi perusahaaan saat ini.
“Namun, untuk waktu pelaksanaannya tentu kami akan melakukan kajian yang komprehensif terlebih dahulu sebelum kami mengajukan dan mendapatkan persetujuan dari pemegang saham,” kata Ende saat dihubungi Bisnis, Selasa (20/82024).
Ende menambahkan perseroannya saat ini tengah berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pengembangan teknologi. Dengan demikian, Inalum dapat menjadi market leader dari industri alumium sementara memperluas jangkauan pasar saat ini.