Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja saham emiten ritel seperti AMRT, MAPI hingga MIDI kompak tertekan pada perdagangan Kamis (19/9/2024). Meski begitu, prospek emiten ritel dinilai masih cerah usai Bank Indonesia dan The Fed kompak memangkas suku bunga acuannya.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) turun 1,27%ditutup di level Rp3.120. Lalu, harga saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) turun 1,11% ke level Rp1.780.
Saham emiten ritel lainnya PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) turun 0,87% ke level Rp454. Lalu, PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) turun 1,49% ke level Rp660 dan PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) turun 0,87% ke level Rp454.
Sementara, harga saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) stagnan di level Rp1.615 dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) stagnan di level Rp408.
Hanya saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) yang mencatatkan kenaikan harga saham 1,86% ke level Rp820 pada perdagangan Kamis (19/9).
Reli saham emiten ritel pada perdagangan kemarin terjadi di tengah momen penurunan suku bunga acuan. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 September 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.
Baca Juga
Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menurunkan suku bunga acuannya 50 basis poin ke level 4,75%-5,0%.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sebenarnya suku bunga acuan akan memberikan sentimen positif ke pasar saham dengan meningkatnya likuiditas. Akan tetapi, deretan emiten ritel itu mencatatkan penurunan kinerja dikarenakan harga saham sudah ter-priced-in.
Di sisi lain, menurutnya emiten ritel masih memiliki peluang pertumbuhan kinerja saham ke depannya seiring dengan penurunan suku bunga acuan. Nafan mengatakan saat suku bunga acuan rendah, daya beli masyarakat terdongkrak.
"Penurunan suku bunga acuan akan memberikan sentimen positif pada fundamental kinerja ritel. Fundamental makro domestik juga kuat," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (19/9/2024).
Sentimen lainnya, ritel sales index konsisten berada di atas level 200. "Ini [ritel sales index] outlook-nya bagus. Optimisme berlanjut. Emiten ritel juga gencar ekspansi bisnis," tutur Nafan.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan meskipun sektor ritel mendapatkan sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan, namun tidak semua segmen ritel akan merasakan dampaknya. Ia menilai ke depan saham emiten ritel masih berpeluang moncer didorong sejumlah faktor.
"Daya beli dan konsumsi masih terjaga, namun memang perilaku masyarakat yang tengah berubah sejak pandemi, tentu akan melihat harga menjadi salah satu fokus utama, di mana kebutuhan pokok akan menjadi yang diutamakan," kata Nico.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis pun banyak merekomendasikan beli untuk sejumlah emiten peritel. Konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 23 sekuritas dari berbagai perusahaan sekuritas yang mengulas saham AMRT menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham AMRT berada di level Rp3.400 dalam 12 bulan ke depan.
Untuk MAPI, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 25 sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Tiga sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham MAPI berada di level Rp1.884 dalam 12 bulan ke depan.
Lalu, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 21 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ACES. Tiga sekuritas merekomendasikan hold dan dua sekuritas merekomendasikan sell. Target harga saham ACES berada di level Rp957 dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 15 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk ERAA. Sementara, terdapat satu sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham ERAA berada di level Rp516 dalam 12 bulan ke depan.
Kinerja Keuangan
Tim Riset Samuel Sekuritas memproyeksikan kinerja yang kuat dari emiten peritel pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh permintaan yang kuat dari segmen menengah ke atas. Selain itu, ada dorongan bantuan pemerintah pada semester II/2024 yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan dari segmen kelas bawah.
Namun, ada tantangan dari potensi pengenaan pajak impor sebesar 200% pada produk-produk China. Kondisi tersebut diperkirakan dapat merugikan para peritel dengan paparan tinggi terhadap inventaris China, termasuk ACES dan MAPI.
Adapun, pada semester I/2024, sejumlah emiten ritel mencatatkan kinerja keuangan yang moncer. AMRT misalnya mencatatkan peningkatan laba 12,89% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II/2024 menjadi Rp1,86 triliun. MIDI pun mencatatkan kenaikan laba 16,65% yoy menjadi Rp303,4 miliar.
ERAA mencatatkan pertumbuhan laba 23,08% yoy menjadi Rp568,27 miliar pada kuartal II/2024. Lalu, ACES telah meraup laba Rp365,76 miliar pada semester I/2024, tumbuh 20,94% yoy.
RALS mencatatkan pertumbuhan laba meskipun tipis 0,48% yoy menjadi Rp247,86 miliar. Lalu, HERO membukukan pertumbuhan laba 22,92% yoy menjadi Rp162,16 miliar pada paruh pertama 2024.
Akan tetapi, MAPI mencatatkan penurunan laba bersih 11,4% yoy menjadi Rp899,33 miliar pada semester I/2024.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.