Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan hasil evaluasi mayor terhadap konstituen indeks ESG Leaders periode 18 September-18 Maret 2025, atau dimulai besok. Sejumlah saham konglomerat seperti TPIA milik Prajogo Pangestu keluar dari indeks ini, di saat saham milik Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko AVIA masuk menjadi konstituen.
Dalam pengumumannya, BEI menjelaskan evaluasi mayor dilakukan terhadap indeks ESG Leaders dan akan berlaku dengan periode efektif pada 18 September 2024 hingga 18 Maret 2025.
Salah satu saham yang masuk ke dalam indeks ini adalah saham produsen cat milik konglomerat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk. (AVIA). BEI mencatat saham AVIA memiliki ESG Risk Ratings sebesar 21,92 atau memiliki risiko medium berdasarkan laman sustainalytics yang menjadi acuan Bursa.
Saham selanjutnya yang masuk ke dalam indeks ini adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA). Sama seperti AVIA, saham BNGA memiliki risiko medium dengan ESG Risk Ratings sebesar 20,66.
Saham konglomerat lainnya yang juga masuk ke dalam indeks ini adalah saham milik Bambang Sutantio, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY). Perusahaan produsen olahan susu ini tercatat memiliki ESG Risk Ratings sebesar 19,13, atau risiko rendah.
Di sisi lain, terdapat beberapa saham yang didepak dari indeks ini. Saham-saham tersebut adalah ASSA, BFIN, dan TPIA. Saham ASSA tercatat memiliki ESG Risk Ratings sebesar 20,8.
Baca Juga
Lalu saham afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir juga tercatat terdepak dari indeks ini, yaitu PT BFI Finance Tbk. (BFIN). Skor dari ESG Risk Ratings BFIN saat ini adalah 25 atau memiliki risiko medium.
Adapun saham konglomerat lain yang juga terdepak adalah saham milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA). Secara risiko, saham TPIA menjadi salah satu saham dengan ESG Risk Ratings terendah di industrinya, dengan skor sebesar 16,3.
Sebagai informasi, indeks ESG Leaders atau IDXESGL adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang baik.
Emiten-emiten yang sahamnya masuk dalam IDX ESG Leaders ini juga tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan serta memiliki likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Adapun, penilaian ESG dan analisis kontroversi dilakukan oleh Sustainalytics berupa skor ESG Risk Rating dalam rentang 0-100. Makin kecil angkanya, maka skor ESG kian baik. Ada lima kategori, yaitu negligible (0-10), low (10-20), medium (20-30), high (30-40, dan severe (lebih dari 40).
Emiten-emiten yang sahamnya masuk dalam IDX ESG Leaders diperoleh dari konstituen IDX80, yaitu indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.