Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Nasib Harga Emas Setelah Pecah Rekor Baru September 2024

Harga emas digadang-gadang masih mampu bergerak lebih tinggi dari posisi rekor baru pada September 2024.
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga emas diprediksi masih mampu menembus posisi yang lebih tinggi dari rekor teranyar periode September 2024.

Market Strategist IG Asia Pte. Jun Rong Yeap menjelaskan bahwa data producer price index (PPI) atau indeks harga produsen telah memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif ke depan.

“[Sentimen itu] menjadi dorongan lanjut untuk kenaikan lebih lanjut logam kuning [emas]. Pergerakan harga emas yang menembus kisaran harga terkini membuat target harga diproyeksikan menjadi US$2.670 per troy ounce,” ujarnya dilansir dari Bloomberg, Sabtu (14/9/2024).

Sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, Tercatat, harga emas di pasar spot melonjak 1,85% memecahkan rekor baru menjadi US$2,558 per troy ounce pada Jumat (13/9/2024). Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 1,79% menjadi US$2,557 per troy ounce.

Dalam catatan Bisnis, para pelaku pasar optimistis reli harga emas masih memiliki napas yang panjang setidaknya hingga pertengahan 2025.

“Pergerakan harga emas menuju US$2.700 per troy ounce sekitar pertengahan 2025,” ujar Commodities Strategist UBS Global Wealth Management Wayne Gordon dilansir dari Bloomberg, Rabu (21/8/2024).

Dalam laporannya, Analis Komoditas Commerzbank AG Carsten Fritsch memprediksi harga emas akan kembali melanjutkan kenaikan pada semester I/2025. Proyeksi itu menurutnya sejalan dengan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari The Fed.

“Inflasi Amerika Serikat masih bertahan di atas target serta terjadi pelemahan nilai tukar dolar AS,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/8/2024).

Kendati demikian, Commerzbank AG memperkirakan emas tidak akan menghasilkan keuntungan lebih lanjut untuk saat ini.

Di lain pihak, Head of Commodity Strategy Saxo Bank A/S Ole Hansen menilai emas masih berada di mode rekor menjelang komentar Chairman Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium tahunan tahunan The Fed di Jackson Hole akhir pekan ini.

“Penggerak utamanya adalah arus momentum positif dan selera jual yang terbatas,” jelasnya.

Sebelumnya, Goldman Sachs lewat riset pada awal Agustus 2024 menyebut posisi emas jangka panjang kini menawarkan portofolio nilai lindung nilai terbesar di seluruh komoditas.

Dengan demikian, Goldman memprediksi harga emas akan naik hingga US$2.700 per troy ons pada 2025. Logam mulia dinilai dapat menjadi penyangga terhadap guncangan geopolitik termasuk perang, tarif perdagangan, dan ketakutan utang negara AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper