Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Industri Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp17,32 triliun sepanjang semester I/2024.
Torehan laba bersih itu naik signifikan 54,71% dari posisi pencatatan pada periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp11,19 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan holding tambang pelat merah itu, laba sebelum pajak penghasilan pada paruh pertama 2024 mencapai Rp19,85 triliun, lebih tinggi dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp14,41 triliun.
Laba grup tambang pelat merah itu ditopang dari laba neto dari PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan torehan mencapai Rp17,93 triliun. Laba neto PTFI itu naik 76,29% dari pencapaian sepanjang semester I/2023.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan kinerja holding cukup positif pada paruh pertama 2024 tecermin dari laba bersih yang mencapai 38 persen year on year (YoY) serta EBITDA tumbuh sekitar 31 persen dibandingkan dengan semester I/2023.
“Pencapaian ini didorong oleh kinerja seluruh komoditas kelolaan khususnya emas, tembaga, timah, batu bara, dan aluminium yang sangat positif di 2024,” kata Hendi seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (11/9/2024).
Baca Juga
Pertumbuhan produksi sejumlah komoditas kritis dan strategis ini didukung oleh peningkatan harga komoditas di pasar global. MIND ID melalui anggota holding meningkatkan kinerja operasional termasuk dari sisi peningkatan produksi komoditas pertambangan dan turunannya.
Hendi menambahkan holdingnnya terus berupaya mengendalikan biaya operasi hingga struktur biaya produksi. Langkah ini diambil untuk menjaga kinerja positif yang diraih sejak beberapa tahun terakhir.
“Kami terus berupaya menjaga kinerja perseroan dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi sehingga menciptakan efisiensi operasional perusahaan,” kata dia.
Hingga pencatatan buku semester I/2024, MIND melaporkan jumlah liabilitas sebesar Rp152,68 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp129,55 triliun.
Sementara itu, jumlah ekuitas pada paruh pertama 2024 berada di level Rp139,54 triliun, lebih besar dari pencatatan tahun sebelumnya di angka Rp129,63 triliun.
Kas dan setara kas pada akhir periode semester I/2024 dicatat sebesar Rp43,98 triliun, naik tipis dari posisi semester I/2023 di angka Rp40,96 triliiun.
Kinerja Operasional Anggota Holding MIND ID
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memproduksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 439 kg, feronikel (TNi) 10.169 ton, serta 4,19 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel pada semester I/2024.
PT Timah Tbk (TINS) yang turut mencatat kinerja moncer dengan produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7.755 ton. Adapun, produksi logam PT Timah naik 19 persen menjadi 9.675 ton pada semester I/2024, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 8.100 ton.
Kinerja positif juga diraih oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang membukukan produksi batu bara pada paruh pertama sebesar 18,8 juta ton. Perusahaan turut mencatat penjualan hingga 20,1 juta ton, naik 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,4 juta ton.
PTFI mencatatkan peningkatan produksi tembaga hingga 932 juta pound. Volume ini bertumbuh 26,8% dari periode sama pada 2023 di level 735 juta pound. Tidak hanya itu, PTFI turut meningkatkan produksi emas pada paruh pertama tahun ini yakni 982.000 ounces, naik 11,46% dibandingkan dengan capaian pada semester I/2023.
Senada, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional dengan memproduksi 34.775 ton nikel dalam matte. Realisasi ini tumbuh 3% dibandingkan dengan periode sama 2023 yakni 33.691 ton. Realisasi ini didukung oleh peningkatan produktivitas tanur dan durasi pemeliharaan yang singkat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.