Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menebak Arah Saham TINS Paruh Kedua saat Harga Timah Berpendar

Prospek saham PT Timah Tbk. (TINS) diramal moncer pada paruh kedua tahun ini seiring melonjaknya harga jual rata-rata komoditas timah.
Prospek saham PT Timah Tbk. (TINS) diramal moncer pada paruh kedua tahun ini seiring melonjaknya harga jual rata-rata komoditas timah.
Prospek saham PT Timah Tbk. (TINS) diramal moncer pada paruh kedua tahun ini seiring melonjaknya harga jual rata-rata komoditas timah.

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sekuritas menilai positif prospek kinerja PT Timah Tbk. (TINS) pada paruh kedua tahun ini, seiring melonjaknya harga jual rata-rata komoditas timah.

Senior Market rtist MiraChae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta merekomendasikan buy untuk saham TINS menyusul proyeksi produksi bijih timah lebih tinggi 50% pada akhir tahun ini dari capaian sepanjang 2023. Sementara itu, kinerja produksi turut ditopang penguatan harga timah dalam jangka menengah.

“Semestinya perusahaan mampu meningkatkan peforma kinerja penjualan sehingga memengaruhi kinerja bottom line-nya perusahaan,” kata Nafan saat dihubungi, Selasa (10/10/2024).

Nafan beralasan laba bersih perseroan sepanjang paruh pertama 2024 naik signifikan di tengah peningkatan produksi dan penguatan harga timah di pasar. Menurut dia, tren itu masih bisa berlanjut sampai akhir tahun ini.

Sebelumnya, TINS melaporkan laba bersih senilai RpRp434,48 miliar pada semester I/2024. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024, laba tersebut meroket 2.570% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,27 miliar.

Selain itu, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp5,21 triliun, meningkat 14% dari Rp4,57 triliun pada semester I/2023.

Kenaikan pendapatan TINS terjadi seiring kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% dari US$26.828 per metrik ton pada semester I/2023 menjadi US$30.597 per metrik ton pada semester I/2024.

“Prospek lainnya berkaitan dengan dinamika The Fed, apakah itu moderat agresif itu akan dilihat di akhir September,” kata dia.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan accumulative buy untuk TINS dengan level support terdekat Rp975 per lembar. Adapun, Mirae menargetkan harga di level Rp1.060 per lembar, Rp1.100 per lembar dan Rp1.195 per lembar.

Setali tiga uang, Ciptadana Sekuritas Asia mematok target harga yang lebih tinggi untuk TINS di level Rp1.300 per lembar. Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo, lewat risetnya memproyeksikan, produksi bijih timah TINS sampai akhir tahun sebesar 20.863 ton.

Sementara itu, Thomas memprediksi, harga bijih timah dan bijih hasil pemurnian bakal bertengger di rentang masing-masing US$27.500 per ton sampai US$27.775 per ton dan US$28.000 per ton sampai US$28.280 per ton sepanjang paruh kedua 2024.

“Dalam jangka pendek, kami melihat adanya permintaan yang moderat dari China, dan di sisi pasokan ada defisit secara global karena penurunan produksi di Myanmar dan Indonesia,” kata Thomas lewat risetnya dikutip, Selasa (10/9/2024).

Dari lantai bursa, saham TINS menguat 0,52% ke level Rp975 per lembar pada penutupan perdagangan Selasa (10/9). Posisi harga mencerminkan penguatan 51,16% sejak awal tahun ini.

Menukil konsensus Bloomberg per September 2024, harga timah untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 sampai Desember 2024 berada di level US$31.700 per ton, Januari-Maret 2025 di level US$31.375 per ton, April-Juni 2025 sebesar US$30.750 per ton.

Sementara sepanjang 2026, konsensus Bloomberg memproyeksikan harga bijih timah bakal menguat ke level US$32.750 per ton.

TINS menegaskan produksi bijih timah akhir 2024 bakal lebih tinggi sekitar 40% sampai dengan 50% dari perolehan sepanjang 2023.

Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar beralasan realisasi produksi sepanjang semester I/2024 telah mencapai 10.250 ton atau lebih tinggi 32% dari pencatatan periode yang sama tahun sebelumnya di level 7.755 ton.

“Kami optimistis produksi full year paling tidak lebih tinggi 40%-50% dari tahun sebelumnya,” kata Abdullah saat dihubungi Bisnis, Senin (9/9/2024).

Adapun, total produksi bijih timah sepanjang paruh pertama 2024 didapatkan dari tambang mereka yang berada di darat dan di laut.

Untuk tambang darat, TINS berhasil mendapatkan sebesar 4.918 ton atau naik 85% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2.653 ton.

Kemudian, untuk tambang yang berada di laut, TINS berhasil memperoleh produksi sebanyak 5.332 ton atau naik 5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5.102 ton.

Lebih lanjut, produksi logam TINS pada semester I/2024 naik menjadi 9.675 ton atau sekitar 19% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton.

Sementara itu, TINS hanya memproduksi bijih timah sebesar 14.855 ton sepanjang 2023. Torehan saat itu lebih rendah dari capaian pada 2022 di angka 20.079 ton.

Abdullah menerangkan target laba sampai akhir tahun ini bakal mengikuti tren peningkatan produksi saat ini. Apalagi, dia menambahkan, harga timah di pasar dunia relatif tinggi.

 “Laba semester I/2024 sebesar Rp434 miliar, insyallah semester II akan lebih besar dari semester I,” tuturnya. 

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper