Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pipeline IPO Menyusut, BEI Ungkap Penyebabnya

Pasar IPO pada paruh kedua tahun ini tampak kurang bergairah sejalan dengan penurunan jumlah pipeline BEI.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar IPO pada paruh kedua tahun ini tampak kurang bergairah sejalan dengan penurunan jumlah pipeline penawaran umum perdana saham yang digenggam PT Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Hingga 30 Agustus 2024, BEI mencatat total ada 23 calon emiten yang berada dalam antrean atau pipeline initial public offering (IPO). 

Berdasarkan skala asetnya, 1 perusahaan yang antre IPO itu merupakan perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar, 17 perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar, dan 5 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.

Meski begitu, jumlah pipeline IPO yang dimiliki BEI itu menurun dibandingkan dengan data hingga 9 Agustus 2024 yang terdapat 28 perusahaan. Padahal pada periode 9-30 Agustus tidak terjadi pencatatan saham baru atau listing di BEI.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan penurunan jumlah pipeline IPO disebabkan ada keputusan internal perusahaan untuk menunda. 

“Maupun yang berdasarkan evaluasi Bursa belum dapat memberikan persetujuan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/9/2024).

Nyoman menambahkan semua proses evaluasi dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dan tidak ada kaitannya dengan isu lain.

Sementara itu, sepanjang tahun berjalan hingga 30 Agustus 2024, BEI mencatat telah terdapat 34 emiten baru yang melantai di bursa atau IPO. Dana yang dihimpun dalam aksi korporasi tersebut mencapai Rp5,15 triliun.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa meskipun ada kasus gratifikasi oknum karyawan BEI, target IPO tidak mengalami penurunan.

"Saya kira penurunan target tidak ada, semua proses tetap dijalankan sebagaimana mestinya," ujar Jeffrey saat berbicara dengan media di BEI, Senin (2/9/2024).

Lebih lanjut, Jeffrey mengungkapkan bahwa hingga akhir 2024, masih ada sekitar 25 hingga 30 emiten yang dijadwalkan melakukan IPO.

"Yang di pipeline kita masih ada sekitar 25-30 perusahaan, dan itu semua akan diproses sesuai dengan SOP yang ada," jelasnya.

Jeffrey juga menyampaikan bahwa BEI saat ini tengah melakukan pemeriksaan dan investigasi terkait kasus gratifikasi tersebut.

"Penegakan disiplin sudah kami lakukan. Proses ini sedang berjalan, dan ditangani oleh tim khusus. Kami mengikuti prosesnya dengan seksama. Namun, yang sudah kami tegaskan beberapa kali adalah bahwa seluruh proses IPO yang telah berlangsung sesuai dengan prosedur yang ada," tambah Jeffrey.

Berikut perincian pipeline IPO BEI berdasarkan sektornya:

  • 3 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
  • 4 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
  • 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
  • 4 Perusahaan dari sektor Energy;
  • 1 Perusahaan dari sektor Financials;
  • 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
  • 2 Perusahaan dari sektor Industrials;
  • 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures;
  • 1 Perusahaan dari sektor Technology;
  • 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper