Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasionalisasi Bisnis GOTO, Kejar Setoran demi Cuan

Sejalan dengan ambisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. untuk mencetak profitabilitas, GOTO menutup kegiatan bisnis Gojek di Vietnam terhitung 16 September 2024.
Annisa Kurniasari Saumi, Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 5 September 2024 | 06:40
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Ambisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk mencetak profitabilitas memaksa perseroan untuk menempuh efisiensi biaya dan operasional. Strategi itu direalisasikan dengan menutup kegiatan bisnis Gojek di Vietnam terhitung 16 September 2024. Mampukah langkah itu mendekatkan GoTo menggapai laba?

Keputusan GOTO menutup kegiatan bisnisnya di Vietnam diambil berselang 6 tahun setelah GoJek masuk ke Negeri Paman Ho pada 12 September 2018. Lewat peluncuran Go-Viet, aplikasi on demand di Hanoi, masuknya Gojek ke Negeri Paman Ho itu menjadi langkah awal ekspansi Internasional Go-Jek.

Dalam catatan Bisnis.com, peluncuran Go-Viet dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu menjadi pembicara pada acara World Economic Forum on Asean. Selain Kepala Negara, peluncuran Go-Viet juga dihadiri oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (2014-2019).

Nadiem Makarim yang saat itu menjabat sebagai CEO and Founder Go-Jek mengatakan peluncuran Go-Viet merupakan awal dari ekspansi internasional Go-Jek. Setelah Vietnam, katanya, operasi di Thailand, Singapura dan Filipina sudah masuk dalam rencana.

"Kami bangga bisa berbagi teknologi, pertama kali kami bagi teknologi Indonesia untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Vietnam," ucap Nadiem kala itu.

Kenyatan berkata lain, Go-Viet tak berumur panjang. Memasuki tahun ke-6 pada September 2024, GOTO justru memutuskan untuk 'angkat kaki' dari Vietnam.

Keputusan itu disampaikan oleh Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani melalui keterangan resminya. Koesoemohadiani mengatakan GOTO mengambil keputusan strategis ini agar bisa lebih fokus mengembangkan dan memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan. 

"Strategi ini sejalan dengan agenda Grup GOTO dalam mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang," kata Koesoemohadiani dalam keterangan resminya, Rabu (4/9/2024).

Dia menjelaskan bisnis GOTO di Vietnam menyumbang kurang dari 0,5% dari GTV Grup GoTo dan 2% dari GTV on-demand services pada kuartal II/2024. Dia memastikan keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif pada operasional GOTO secara lebih luas, serta kinerja bisnis dan keuangan secara menyeluruh

Dia juga menuturkan GOTO akan terus berinvestasi pada inisiatif yang dapat menghasilkan pertumbuhan, dengan tetap berkomitmen pada target EBITDA yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan pada 2024.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada karyawan, pelanggan, mitra pengemudi, dan mitra merchant yang telah berperan besar terhadap bisnis kami di Vietnam," ucapnya. 

GOTO juga akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi seluruh pihak yang terdampak selama proses transisi, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Vietnam.

Adapun dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), GOTO juga menjelaskan penutupan wilayah operasional di Vietnam akan mengikuti peraturan dan prosedur setempat. 

Sebelumnya, Direktur Utama GOTO Patrick Walujo mengatakan GOTO akan terus fokus untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dengan memperluas jangkauan ke lebih banyak konsumen, baik yang mementingkan value maupun mengutamakan kenyamanan.

"GOTO akan terus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen biaya yang disiplin, dan tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan pada 2024," ucap Patrick.

Lalu, bagaimana dampak dari penutupan bisnis ini terhadap kinerja GOTO dari kacamata analis?

Dampak Rasionalisasi GOTO di Vietnam

Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mencermati dampak dari penutupan bisnis di Vietnam ini akan cenderung positif terhadap kinerja GOTO. Hal tersebut mengingat bisnis on-demand services (ODS) GOTO di Vietnam masih memiliki skala yang relatif kecil.

"Bisnis ODS GOTO di Vietnam memiliki skala yang relatif masih kecil dan menyumbang hanya sekitar 2% dari GTV segmen ODS pada kuartal II/2024," kata Jimmy, Rabu (4/9/2024). 

Dengan skala yang masih kecil tersebut, Sucor Sekuritas mengestimasi unit bisnis GOTO tersebut belum mencetak profit. Jimmy juga melihat dengan penutupan bisnis unit di Vietnam ini, GOTO dapat mengalihkan sumber dayanya untuk bisnis yang memiliki potensi ke depannya.

"Kami mengestimasi unit bisnis tersebut belum mencetak profit dan lebih baik resources GOTO dialokasikan untuk bisnis unit yang lebih memiliki potensi ke depannya," ujar Jimmy.

Rasionalisasi Bisnis GOTO, Kejar Setoran demi Cuan

Pada perkembangan lain, industri lokapasar yang dijalankan perusahaan afiliasi GOTO sedang bergerak dinamis. Tiga pemain lokapasar atau e-commerce seperti Shopee, TikTok Shop/Tokopedia, dan Lazada akan menaikkan biaya untuk penjual pada September 2024. Langkah itu dinilai menjadi peluang bagi GOTO.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalina dalam risetnya menjelaskan ketiga pemain e-commerce ini akan meningkatkan batas bawah dan atas dari rentang harga mereka. Shopee dan Lazada tercatat terakhir kali menyesuaikan biaya mereka pada Desember 2023 sedangkan TikTok Shop/Tokopedia terakhir kali menaikkan biaya mereka pada Mei 2024.

"Kenaikan biaya yang seragam ini menunjukkan dinamika pasar yang positif dan pertumbuhan GTV [gross transaction value]," kata Niko dan Sabela dalam risetnya.

Dia melanjutkan, kenaikan biaya ini memang akan meningkatkan biaya untuk penjual, tetapi platform-platform ini diharapkan dapat mengimbangi beban ini dengan menawarkan akses pasar yang lebih luas, perbaikan logistik, dan analitik untuk meningkatkan penjualan penjual.

"Oleh karena itu, kami percaya bahwa ruang e-commerce masih siap untuk tumbuh, sesuai dengan proyeksi yang diuraikan dalam penelitian Google-Temasek 2023," ucapnya.

Peningkatan biaya yang stabil berarti para pemain memperkuat posisi pasar mereka. Stabilitas ini membuat kemungkinan kecil bagi pemain baru seperti PDD-Temu untuk masuk ke pasar, terutama mengingat panduan PDD untuk pertumbuhan yang lebih rendah.

BRI Danareksa Sekuritas juga melihat kenaikan biaya ini akan memberikan keuntungan bagi GOTO. Bagi TikTok Shop/Tokopedia, hal ini menandai kenaikan biaya yang ketiga sejak 2023, dengan kenaikan biaya sebesar 108 basis poin secara agregat.

Adapun, penyesuaian ini sejalan dengan panduan GOTO untuk mencapai target biaya atau EBITDA yang diperkirakan sebesar US$40 juta atau Rp610 miliar dalam perkiraan BRI Danareksa Sekuritas untuk 2024.

BRI Danareksa Sekuritas juga mengantisipasi TikTok akan terus melakukan outsourcing layanan fintech dan kemungkinan akan menggunakan on-demand services untuk layanan local life.

Niko dan Sabela juga mencatat Data.AI menunjukkan GOTO mempertahankan posisi kuatnya di On-Demand Service sambil membuat kemajuan signifikan di ruang fintech dengan Gopay.

"Kombinasi ini membuat semakin mungkin bahwa GOTO akan menjadi salah satu penyedia layanan utama TikTok," ujarnya.

Adapun, BRI Danareksa Sekuritas menegaskan kembali peringkat beli terhadap saham GOTO, dengan target harga Rp90 karena pertumbuhan yang menarik dan terdiversifikasi.

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper