Bisnis.com, JAKARTA – Wacana pembentukan Kementerian Perumahan di era pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto diperkirakan memberi dampak positif bagi dunia properti, tak terkecuali emiten di sektor tersebut.
Sebagaimana diketahui, beredar wacana terkait pemecahan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo.
Terkait wacana itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda memandang bahwa pemisahan tersebut dapat mendorong kinerja pemerintah dalam membangun perumahan, sehingga diharapkan mampu berdampak positif bagi sektor properti.
“Di mana menteri perumahan tersebut harus memiliki visi dan pengalaman di bidang perumahan yang sudah mengerti dinamika di dalam dunia properti. Maka dari itu, hal tersebut menjadi katalis positif untuk para emiten properti,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (3/9/2024).
Secara terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho juga memberikan pandangan serupa terkait dengan wacana pembentukan Kementerian Perumahan.
Menurutnya, pemisahan kembali antara Kementerian PU dengan Kementerian Perumahaan di atas kertas mampu membuat fokus di bidang masing-masing semakin jelas. “Sehingga semestinya dapat menjadi sentimen positif bagi dunia properti Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Scenaider C.H. Siahaan mengatakan pemisahan ini berpeluang dilakukan mengingat rencana strategi nasional ke depan adalah membangun banyak kota besar.
“Mungkin saja bisa terjadi [pemecahan Kementerian PUPR] karena salah satu strategi kita untuk mencapai Indonesia Emas, kita membangun big cities istilahnya. Ini mungkin kisarannya sekitar 10 [kota besar] lebih gitu,” ujar Scenaider di Jakarta, Senin (2/9/2024).
Dia menjelaskan perekonomian negara-negara maju menunjukkan adanya tren kontribusi sektor jasa yang terus meningkat. Sektor jasa tersebut, selanjutnya, akan berpusat di kota-kota besar.
Kendati demikian, Scenaider menegaskan belum ada pembicaraan formal terkait pemisahan tersebut. Seluruh alokasi anggaran untuk pembangunan tetap diperuntukkan untuk Kementerian PUPR dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 yang disusun Bappenas.
JANJI 3 JUTA HUNIAN PRABOWO-GIBRAN
Prabowo-Gibran, dalam dokumen Visi Misi Indonesia Maju 2024 berkomitmen menjamin pembangunan rumah murah dengan sanitasi baik untuk masyarakat membutuhkan, terutama milenial, generasi Z, dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Komitmen itu merupakan satu dari 17 Program Prioritas yang diusung Prabowo-Gibran. Secara rinci, keduanya menjamin pembangunan dan renovasi sebanyak 25 rumah per desa/kelurahan per tahun, sehingga total yang dicapai sebanyak 2 juta rumah pada tahun kedua.
Sementara di perkotaan, Prabowo-Gibran akan menjamin pembangunan 500.000 rumah tapak (landed house) dan 500.000 rumah vertikal atau yang biasa dikenal dengan istilah rumah susun milik (rusunami) dan rumah susun sewa (rusunawa).
“Dengan demikian, target penjaminan pembangunan/renovasi rumah mencapai 3 juta unit hunian secara nasional,” tulis visi misi Prabowo-Gibran yang dikutip pada Selasa (3/9/2024).
Terkait program itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta turut menilai komitmen Prabowo-Gibran akan menjadi angin segar bagi emiten semen.
“Jika mampu diimplementasikan, ini akan meningkatkan demand terhadap semen. Mengingat semen sebagai bahan baku dalam pembuatan hunian,” ujarnya kepada Bisnis.
Dia juga memandang kinerja emiten semen pada 2024 akan cenderung prospektif karena konsumsi domestik semen diperkirakan meningkat, meski tidak secara signifikan.
Hashim Djojohadikusumo sempat mengatakan bahwa akan mendukung penuh pembangunan rumah rendah emisi guna membangun 3 juta rumah yang dicanangkan Prabowo Subianto.
Menurutnya, komitmen tersebut sejalan dengan upaya pemerintahan baru untuk membangun 1 juta rumah di perkotaan dan 2 juta rumah di desa di seluruh Indonesia setiap tahunnya.
“Membangun rumah rendah emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau,” ucapnya.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.